Mohon tunggu...
Teguh H Nugroho
Teguh H Nugroho Mohon Tunggu... Procurement - GA

Aku mencoba merangkai setiap isi hatiku dalam kata, hanya untuk kamu — satu-satunya alasan mengapa aku masih percaya pada cinta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Doa yang Tak Pernah Mati di Tanggal 29 Juli

29 Juli 2025   05:40 Diperbarui: 29 Juli 2025   05:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa yang Terbaik untuk nya | Koleksi depositphoto.com


Hari ini, 29 Juli 2025.

Tanggal yang dulu begitu biasa, kini menjadi tak biasa sejak seseorang hadir dan menetap---bukan di rumah, bukan di sisi, melainkan di relung hati paling dalam. Tempat di mana kenangan tak pernah mati, dan cinta terus bernapas meski tak lagi bersuara.


Hari ini, dia berulang tahun.
Seseorang yang pernah kuperjuangkan sepenuh jiwa, yang pernah kuandalkan sebagai tempat kembali, yang pernah kupercaya sebagai takdir yang sempat kugenggam. Dan meski sekarang jarak tak lagi hanya tentang kilometer, tapi juga tentang diam dan batas tak terlihat---aku tetap mengingat tanggal ini. Bukan karena aku ingin mengungkit luka, tapi karena rasa itu masih hidup, dengan cara yang lebih diam dan dewasa.


Selamat ulang tahun, ya...
Tiga kata yang kutulis dalam hati dengan harapan sederhana: semoga kau bahagia, meski aku tak lagi menjadi bagian dari ceritamu.


Jujur, aku ingin mengucapkannya langsung. Bukan karena ingin mencari perhatian atau merusak kedamaianmu. Tapi karena aku tahu betapa berharganya hidupmu, dan aku ingin kau tahu bahwa seseorang di luar sana masih mendoakanmu, tanpa pamrih, tanpa syarat. Tapi kali ini, aku memilih diam. Bukan karena aku tidak bisa... bukan juga karena takut. Aku memilih tidak mengucapkannya secara langsung karena aku tahu batas itu ada. Aku tidak mau membuatmu terganggu, tidak mau mengulang luka yang pernah membuatmu marah. Aku memilih diam sebagai bentuk penghormatan, bukan pengabaian.


Mengalah, karena aku masih mencintaimu.
Dan mencintai dalam diam bukan berarti menyerah, melainkan menghargai ruang yang kau butuhkan. Aku pernah menjadi seseorang yang kau biarkan masuk, dan juga pernah menjadi alasan di balik tangismu. Kini, biarlah aku menjadi seseorang yang kau lupakan, tapi tetap diam-diam menjaga dalam doa.


Kamu tahu? Hari ini, aku menatap langit pagi lebih lama dari biasanya. Karena dulu, setiap ulang tahunmu, aku selalu punya cara kecil untuk membuatmu tersenyum. Entah dengan kata sederhana, atau kejutan tak seberapa. Tapi kali ini, hanya doa yang kupunya. Dan kuharap Tuhan menyampaikannya padamu, lebih hangat dari ucapan yang keluar dari bibir ini.


Aku membayangkan kamu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Mungkin mereka menyiapkan kejutan, atau membawakan kue dengan lilin menyala. Semoga saat kamu meniup lilin itu, kamu membuat satu permintaan yang benar-benar kamu inginkan. Dan semoga, Tuhan yang Maha Tahu, mengabulkannya dengan cara terbaik.
Aku di sini hanya diam, tapi hatiku ramai.
Penuh kenangan, penuh harapan yang belum sempat selesai. Tapi tak apa. Hidup mengajariku, bahwa mencintai juga berarti merelakan. Dan hari ini, aku merelakan segalanya kembali kepada Tuhan. Biarlah Dia yang menjaga dan membahagiakanmu.
Selamat ulang tahun, kamu yang pernah menjadi rumah dalam doaku.


Semoga Tuhan memberkati setiap langkahmu. Semoga hidupmu selalu dalam lindungan-Nya, meski aku tak lagi berjalan bersamamu. Dan semoga, suatu hari nanti... saat langit mengizinkan, kita bisa saling mendoakan tanpa luka, saling mengenang tanpa sakit, dan saling mengingat dengan senyum yang damai.


Tapi untuk hari ini, izinkan aku diam---dalam cinta yang tidak perlu diucapkan.
Karena kadang, yang paling tulus adalah yang tak terlihat.
Dan aku mencintaimu... dari jauh, dari dalam hati, tanpa syarat, dan tanpa mengganggu duniamu.


29 Juli. Selamat ulang tahun, kamu yang pernah kucintai sepenuh hati.
Tuhan memberkati. Selalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun