Pesona dan gairah telah luruh. Tercurah. Menepi dari jarak waktu. Seperti senja yang berlari diantara ribuan titik kerisauan musafir. Tapi. Siapa yang peduli.Â
Senja datang dan pergi. Atau senja terus menginap di jagat jiwa. Mengendap ke horison waktu paling tepi dan sakral.Â
Mungkin jua senja bagai mata kekasih yang merona, sedang ia terluka. Mencari dekap dalam tabah dan khusuk.Â
Sebelum semuanya betul betul pergi. Berlari. Hilang. Menjadi hitam. Tanpa bayang.Â