Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Menggigil

20 Agustus 2022   23:02 Diperbarui: 20 Agustus 2022   23:07 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam memanggil sepi. Malam menggigil menyimpan pilihan pilihan dari ruang makan, barusan. Menu ala kadar dan halaman belakang rumah yang basah oleh sisa hujan. Tak ada sinaran lampu. 

Gedung gedung pun menggigil sendiri. Menyimpan kedinginan waktu. Debu debu yang mengeras jadi kenangan. Kaca kaca hotel yang lembab. 

Malam menggigil dan sepi. Kota kota menghimpun dahaga dan lapar. Cangkir garpu,  dan minuman dingin. 

Aku terdiam di bawah jembatan. Tanpa lampu. Aku menggigil. Aku kedinginan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun