Angin sore terasa panas.aku membawa langkahku dalam kota yang masih sibuk. Seakan hari belum selesai.Â
Beberapa kendaraan berlomba cepat dan saling desak. Angin sore menerpa kepala. Mengendap di tubuh. Angin sore menjalar ke tepian kota.Â
Mereka bilang, kita sedang menyiapkan malam. Bulan tak akan diundang.Â
(Nanti , langit malam membuka kamar jiwa yang membawa sisa angin sore)
Aku menyimpan langkahku. Menepi ke dermaga kecil. Tempat bertaut semua perahu kecil. Ah,  di sini angin sore terasa begitu jinak dan  merdu.Â