Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Lorong

14 Maret 2025   11:33 Diperbarui: 14 Maret 2025   11:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen lorong (Sumber: Leonardo AI)

Namun kali ini, ada sesuatu yang berubah.

Di ujung lorong, sesosok bayangan berdiri membelakanginya. Tidak bergerak, tidak bersuara. Edo menahan napas, merasakan jantungnya berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Ia mencoba melangkah maju, tetapi setiap kali ia mendekat, bayangan itu tampak semakin jauh, seperti fatamorgana yang menari di ujung pandangan.

Kemudian, suara itu datang.

Pelan, hampir seperti bisikan yang bersembunyi di antara suara langkahnya sendiri.

"Kau harus ingat."

Edo tersentak bangun.

Jantungnya masih berpacu, keringat membasahi leher dan punggungnya. Napasnya memburu, seolah ia benar-benar telah berlari dalam lorong itu.

Tapi yang membuatnya benar-benar terguncang bukanlah mimpi itu sendiri.

Di jendela kamarnya, samar-samar, jejak embun membentuk sesuatu—bekas huruf yang seakan baru saja dituliskan seseorang dari sisi lain kaca.

"Kau harus ingat."

Edo menelan ludah. Untuk pertama kalinya sejak ia berada di tempat ini, ia benar-benar merasa takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun