Rumah sakit.
Perawat-perawat itu.
Langit abu-abu yang tidak pernah berubah.
Lorong dalam mimpinya.
Semuanya mulai melebur, seperti cat air yang dilarutkan hujan.
Edo mencengkeram kepalanya. Sesuatu di dalam dirinya berteriak, mencoba menolak kebenaran yang perlahan terbuka.
Dan lalu, segalanya menjadi jelas.
Rumah sakit itu tidak pernah ada.
Para perawat itu hanya bayangan dalam pikirannya.
Lorong itu adalah tempat yang ia ciptakan sendiri—sebuah penjara yang dibuat oleh pikirannya untuk mengurungnya dalam siklus tanpa akhir.
Ia tidak sedang bermimpi. Ia tidak sedang dalam perawatan. Ia tidak sedang mencari jawaban.