Ia berbisik lirih, namun penuh api:
"Jaka Tingkir... Senopati Muda Demak... kita lihat sampai kapan kau bisa berdiri di atas kejayaan itu. Aku, Arya Penangsang, tidak akan tinggal diam."
Bulan pucat menjadi saksi, sementara bayangan dendam mulai menjelma badai yang kelak akan mengguncang Demak dari dalam.
Bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!