Di usia 8 tahun, aku tidak benar-benar paham alasan Ayah pergi dan tidak kembali hingga lama sekali.Sempat kukira, Ayah kesal karena aku kedapatan men
Berlari aku daribiri-biri yang menaridemi sendiri permaisurimencuri kesturi di tepi sariBerlari aku dariciri-ciri yang terperitentang diri dan bari-ba
Kaki langit terbuat dari logika dan hasrat untuk memuaskan raga. Cakrawala kita tidak lebih dari metafora antara kornea dan segala yang kausebut mata.
Terkisah Ibnuanak laki-laki pemaludengan dua mata keemasandiberi pertanyaan, berapa umurmu?Dia menjawab, delapan puluh satuSemua orang berpandangan,la
Aku titisan Hawa, yang bersama kamu terusir dari surga. Cinta, bukan kata yang tepat menggambarkan kita. Tragedi, lebih mendekati.Kita berdua adalah c
andameneguk racundengan niatan dapatmenyakitisayaanda mengerat dada dan kepalakarena menyangka sayamelekat di sanalakoni hantu dan benalumenyerbak bau
Sudah kuduga, menemani kesepian yang tengah sendirian di atas bukit menjadi perihal yang menyenangkan.Karena, berbeda denganku, kesepian tidak memilik
Tidak ada pilihan lain.Setelah menerima tantangan Daisy untuk menjadi Nyai, aku diberi privilese untuk menghuni satu-satunya Royal Suite Room dalam Th
Aku terengah-engah mengikuti langkah Daisy dan rombongan perempuan hasil eksperimen gagal Bulan Sabit Perak. Alih-alih menyegarkan, debur ombak d
Jalinan sinar mata yang tidak lebih dari tiga detik, menjadi bahasa yang kami gemari. Bahkan, sesekali aku dan dia hanya saling memunggungi dan bicara
Seorang perempuan muda bergumul dengan setumpuk jurnal dan buku-buku tebal. Di matanya, tersimpan bayang-bayang yang sulit hilang.Riak-riak masa lalu
Kaki mungil cokelat tua pelan-pelan menuju gerbang. Gadis manis yang lahir dari rahim tragedi, memeluk sempurna pagar besi. Matanya yang penuh mimpi m
Sejak awalaku bukan seseorangAku pikiranyang menghujam hipokampusmutanpa ampunanMengendap datang di tengah malamdan berdiri hingga pagi bersaksimenung
Aku tersengal di belantara linimasa. Mencari omong-omong yang tidak kosong, mencari kabar-kabar yang bukan bohong.Seperti ketenangan dalam kepompong,
Kamu selalu bertanya, aku mau ke mana dengan siapa?Akhir pekan telah bosan memiliki waktu luang. Siang lebih terang, ia memiliki terik dan api untuk m
Udara terlalu lengang menari-nari. Bunga tabebuya telah sesak menangisi langit yang bersikap dingin sedari pagi. Rerumputan tertidur pulas, membiarkan
Awan semakin tidak sabar. Kita bersisian selama tujuh jam dan saling melempar diam. Kata-kata kita hanya akan membangunkan badai. Cinta yang terlalu l
Kamu berusaha memastikan, namun kita hanya mampu bicara tentang kemungkinan.***Lautan memiliki kelebihan tenaga dan waktu luang. Dimensi yang memanjan
Untuk kesekian kalinya, Cakra menyingkirkan sambal terasi dari sebungkus nasi kuning yang baru saja ia beli. Sambal yang digandrungi hampir seluruh re
Sudahlah, berhenti mengeraskan kepala.***Aku bukan seseorang. Tanpa daging, tanpa tulang. Aku hanya pikiran. Yang sering kali memompa jantungmu,