Puisi "Nusantara Kita" adalah sebuah kritik sosial yang tajam terhadap meluasnya kepalsuan dalam setiap aspek kehidupan di Indonesia.
Ketika cinta dijadikan alat kekuasaan, siapa yang jadi korban? Kisah Ki Ageng Mangir menyentuh relung zaman penuh kepalsuan yang tersamar halus.
Kepalsuan akan membuatmu dikagumi dari jauh. Tapi kejujuran memuaskan dari jarak dekat. Jika harus memilih, jadilah sungai yang tenang
Di bawah langit yang tua, ada luka di dada ibu yang tak kunjung sembuh.
sajak palsu
Lebih baik duduk bersama yang terluka tapi jujur, daripada bersama yang dipuja tapi palsu. Sebuah ruang sunyi untuk kejujuran yang mulai dilupakan.
Hijrah sejati adalah keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Bahwa banyak dari kita belum bergerak ke mana-mana.
kata kata yang kehilangan makna, kebenaran yang hilang di dunia maya
Anak-anak muda belajar bahwa untuk sukses, mereka tak harus jujur, tapi harustahu bagaimana berpura-pura.
Beberapa kepalsuan sudah di giring di media umum juga media sosial untuk membuat percaya publik atau untuk jatuhkan nilai di ranah umum inilah kepalsu
Tak semua tawa berarti bahagia, dan tak setiap pelukan menyimpan cinta. Dunia kadang berselimut ramah, padahal menggenggam luka yang tak terucap.
Di jalan-jalan penuh cahaya neon, manusia berarak dalam parade kepura-puraan. Senyum dipasang, luka disimpan
Di era sekarang kepalsuan sudah tidak asing
Kepalsuan dalam ranah material dan immaterial, apakah ada pada diri saudara?
Refleksi moral atas novel Harimau! Harimau! tentang dosa, kepalsuan, dan keberanian menelanjangi nurani dalam bayang-bayang ketakutan.
Kita butuh revolusi sunyi di dalam kampus. Bukan demonstrasi, tapi desakan dari dalam akal sehat para dosen dan mahasiswa.
kepalsuan bukan lagi sekadar perbuatan individu, melainkan sudah menjadi sistem yang terstruktur, sistematis, dan kolaboratif. kepalsuan bukan lagi s
Tak perlu menggenggam jika ingin terlepas Tak perlu berjanji jika ingin mengingkari Jika kata hanyalah pemuas egomu Sumpah hanya topeng kepalsuanmu
Empat Tahun Sudah, Hilang Tak Berbekas, Tergulung Angkara Murka yang Tertutup Angkara Murka Sang Pendosa dengan Topeng Manis Penuh Kepalsuan