Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Utopia Jejak Delapan Petak Sajak

3 Mei 2016   21:23 Diperbarui: 4 Mei 2016   00:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1:
Aku berdebat dengan Mei,
Mei bilang kau beku
Jadi salju..
Kubilang kau sembunyi
Jelma fiksi

2:
Ah! Kita bodoh, Mei
Bersawala tiada guna
Keduanya sama saja..
Fiksi tak nyata
Saljupun tak jatuh di Jakarta

3:
Sementara kau..
Sekarat dalam kemenangan maya
Yang menolak ditemukan kenyataan
Hilang seperti buronan
Terus saja begitu
Lakukan sampai puas sesukamu

4:
Mei..
Jika benar seperti katamu
Dia jadi salju..
Cari dia ke puncak Jaya Wijaya
Atau..
Bawa dia dari Kutub Utara

5:
Ah! itu sia-sia
Untuk apa mendaki puncak Jaya Wijaya
Juga jauh mencari ke Kutub utara
Mencari yang tak ditemukan..
Menyebalkan..
Jika sampai ibu kota
Lidah mentari lelehkanmu tak bersisa

6:
Putri,
Jika betul katamu
Dia jadi fiksi
Mana?
Telah kau ramu banyak sajak
Sampai berkerak
Sekarang ketemu tidak?
/ Nihil, Mei..

7:
Mei..
Kau lima
Kau istimewa
Katakan Mei..
Di mana kupu kuning kau sembunyikan?

8:
Putri,
Sayap kupu-kupu layu
Tinggal serbuk dan abu
Dia membujur di garis khayal
Semu..
Selain tinggal dalam ingatanmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun