Fenomena "Rumput Mei" yang dinantikan para masyarakat di Wamena.
Fenomena rumput yang tumbuh di bulan mei tersebut sangat dinantikan oleh para masyarakat wanema.
Bulan juni pohon dan ranting mati suri, Bulan mei masih ada lautan pohon yang menghijau nan indah
Dramatisasi puisi hujan bulan juni, Sapardi Djoko Damono
Mengungkap Sejarah Kelam Indonesia pada 15 Mei 1998: Kehancuran dan Perubahan yang Mendalam
Lembut embun pagi yang jatuh membasahi permukaan dedaunan, suara riyak kicauan burung yang begitu indah terdengar
Matahari akhir mei Masih menyimpan harap yang belum pasti Merenda mimpi bersama sang pagi
Kemana pergi hujan yang biasanya datang, kini hujan sudah tak muncul lagi, akankah hujan marah
Teriakkan hati yang bisu terus mengusik, saat malam makin suntuk.
Sekiranya outbound ini dapat menciptakan rasa kekeluargaan terhadap setiap anggota kelompok, serta dapat meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok
Mengembalikan semangat Reformasi yang kini tenggelam.
Pagi tadi kesejukan membasuh hati bersamaan dengan kucuran wudhu waktu duha
Bangkit dengan pendidikan, menyadarkan kita akan pentingnya bangkit dan pendidikan
Laut itu membelah cahaya memancarkan sinar terang di sebuah senja bintang bertaburan di angkasa menemani bulan di atas sana
Ketika hujan mei membasahi Melerai panas yang ganas Dalam kungkungan rindu yang nahas
Surabaya memiliki "hubungan yang sepesial" dengan bulan Mei
Surabaya memiliki "hubungan yang sepesial" dengan bulan Mei.
Menjadi saksi saat manusia menjauh dari ilahi. Zaman kini manusia memang banyak yang berlepas dari pegangan
Kolaborasi 32 komunitas gambar dalam pameran "Bersama-sama Bergembira"
Aku terpenjara dalam keramaian. Sementara orang-orang bersuka ria dengan berjuta kesenangan