Di bulan suci, kita berpuasa, Â
Tapi omongan kita tetap berbisa, Â
Baca juga: Puisi: Hujan, Desah dan Basah
Menahan lapar, dahaga tak terhingga, Â
Namun lidah terus meluncurkan canda yang luka.
Kita baca puisi tentang kebaikan, Â
Sementara hati terperangkap kejahatan, Â
Baca juga: Puisi: Bahasa Pertama
Berbicara cinta dengan nada manis, Â
Baca juga: Me vs Everybody: Menemukan Kekuatan Diri
Tapi tindakan kita hanya egois dan dingin.
Puasa fisik, jiwa tetap kotor, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!