Mohon tunggu...
Syahrimuddin
Syahrimuddin Mohon Tunggu... Manager HRD and Management Administration

I began my career in Human Resources from the bottom, driven by a strong desire to learn and a firm determination to grow. Every challenge I encountered became a stepping stone to reach the next level. I believe that understanding people, building effective communication, and maintaining integrity are the core foundations of the HR profession. The journey has not always been easy. I have faced low points, but I turned those moments into valuable lessons and motivation to keep moving forward. The support of colleagues, guidance from mentors, and a continuous willingness to learn have all helped me progress to the position I hold today. In this role, I'm not only manage systems and policies, but also serve as a strategic partner to management in creating a productive, fair, and growth-oriented work environment. I believe that success in HR is not just about following procedures, but about having the courage to drive positive change within the organization.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menganalisis Turnover Karyawan di Perusahaan Smelter Alumina, Tantangan dan Solusi Strategis

6 Juli 2025   10:30 Diperbarui: 6 Juli 2025   11:35 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turnover Karyawan (Sumber Gambar: Internet)

Oleh: Syahrimuddin (HRD & MA Manager)

Turnover atau pergantian karyawan merupakan salah satu tantangan yang kerap dihadapi oleh banyak perusahaan, termasuk di Perusahaan Smelter Alumina. Meskipun perusahaan telah menerapkan kebijakan pengupahan yang kompetitif dan berbagai program pengakuan (recognition), apresiasi (appreciation) serta program retensi (retention) yang baik, seperti bonus tahunan, penghargaan untuk karyawan berprestasi, serta berbagai fasilitas kesejahteraan lainnya, turnover tetap menjadi masalah yang sulit dihindari. Salah satu penyebab utama adalah munculnya kompetitor baru yang turut meramaikan pasar tenaga kerja.

Meskipun kebijakan pengupahan yang diterapkan oleh suatu perusahaan cukup menarik di pasar tenaga kerja, faktor eksternal yang muncul akibat adanya kompetitor baru bisa mempengaruhi keputusan karyawan untuk berpindah pekerjaan. Perusahaan pesaing yang menawarkan paket gaji dan kesejahteraan yang lebih menarik, atau kesempatan karir yang lebih berkembang, bisa membuat karyawan mempertimbangkan untuk berpindah. Fenomena ini sering kali terjadi di industri yang sangat kompetitif, di mana tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan dan terbatas.

Selain faktor eksternal, meskipun perusahaan telah menciptakan program penghargaan dan retensi yang cukup baik, keberhasilan kebijakan tersebut sering kali tergantung pada kecocokan antara kebutuhan karyawan dan budaya perusahaan. Program-program seperti outing, bonus tahunan, dan fasilitas kesehatan mungkin belum cukup untuk memenuhi harapan karyawan terkait dengan peluang karir, pengembangan diri, atau bahkan faktor psikologis di tempat kerja yang lebih menyentuh aspek kebahagiaan dan motivasi kerja secara lebih menyeluruh.

Turnover yang terus terjadi meskipun kebijakan dan fasilitas yang baik telah diterapkan menuntut adanya evaluasi dan pembaruan terhadap strategi sumber daya manusia perusahaan. Terkait hal ini, ada beberapa solusi strategis yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi turnover dan meningkatkan loyalitas karyawan di perusahaan:

1. Peningkatan Fokus pada Pengembangan Karir dan Pelatihan Karyawan. Selain memberikan penghargaan atas prestasi, perusahaan harus lebih memperhatikan aspek pengembangan karir jangka panjang bagi karyawan. Program pelatihan yang berkelanjutan, kesempatan untuk naik jabatan, dan mentoring dalam lingkungan kerja yang suportif akan membantu karyawan merasa bahwa mereka memiliki jalur karir yang jelas di perusahaan. Menyediakan kesempatan untuk berkembang secara profesional dapat meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan, yang pada gilirannya mengurangi kemungkinan mereka untuk berpindah ke perusahaan pesaing.

2. Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Sejahtera. Aspek psikologis dari lingkungan kerja juga harus menjadi perhatian utama. Setiap Pperusahaan dapat memperkenalkan kebijakan yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja (work-life balance), seperti pengaturan jam kerja yang fleksibel atau program-program yang lebih memperhatikan kesehatan mental karyawan. Menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai, akan meningkatkan loyalitas dan mengurangi perasaan terasing atau kurang diperhatikan yang bisa memicu turnover.

3. Penyempurnaan Kebijakan Penghargaan dan Retensi Berdasarkan Umpan Balik Karyawan.  Walaupun perusahaan sudah menerapkan berbagai program pengakuan, penting untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan karyawan yang mungkin berubah seiring waktu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan secara rutin mengumpulkan umpan balik dari karyawan melalui survei atau diskusi kelompok mengenai kepuasan kerja dan apa yang mereka harapkan lebih dari perusahaan. Berdasarkan umpan balik tersebut, perusahaan dapat memperbarui kebijakan pengupahan atau program penghargaan agar lebih relevan dan sesuai dengan ekspektasi karyawan.

4. Membangun Budaya Perusahaan yang Memperhatikan Karyawan Secara Menyeluruh. Penting bagi setiap perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh, baik itu aspek fisik, emosional, maupun sosial. Program kesejahteraan yang menekankan pentingnya hubungan sosial yang baik antar rekan kerja, dukungan bagi kesejahteraan emosional, serta penghargaan terhadap kontribusi individu dalam pencapaian tim, dapat membantu memperkuat ikatan karyawan terhadap perusahaan. Hal ini dapat menciptakan rasa memiliki yang lebih kuat dan mengurangi potensi karyawan untuk berpindah.

5. Peninjauan Kembali Penawaran Gaji dan Tunjangan. Walaupun setiap perusahaan sudah memiliki kebijakan pengupahan yang kompetitif, namun gaji dan tunjangan yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing bisa jadi lebih menarik. Oleh karena itu, melakukan analisis pasar secara berkala dan menyesuaikan gaji serta tunjangan yang diberikan dengan tren industri dapat membantu perusahaan tetap menjadi pilihan utama bagi karyawan yang berbakat.

Dalam menghadapi masalah turnover, perusahaan harus menyadari bahwa setiap faktor yang menyebabkan peralihan karyawan bukan hanya terkait dengan aspek gaji atau fasilitas, melainkan juga berkaitan dengan pengalaman kerja yang lebih luas. Mengoptimalkan kebijakan pengupahan dan program-program pengakuan serta retensi adalah langkah yang baik, namun akan lebih efektif jika disertai dengan penyesuaian terhadap kebutuhan pengembangan karir, kesejahteraan psikologis, dan peningkatan budaya perusahaan. Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil, mengurangi turnover, serta meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan.

Turnover yang terjadi di suatu perusahaan meskipun sudah diterapkan kebijakan- kebijakan yang baik dalam hal pengupahan dan retensi menandakan pentingnya evaluasi dan penyesuaian strategi manajemen sumber daya manusia yang lebih komprehensif. Dengan memperhatikan pengembangan karir, kesejahteraan psikologis, serta membangun budaya perusahaan yang lebih inklusif dan mendukung, perusahaan dapat menekan angka turnover dan mempertahankan karyawan terbaiknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun