Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Kimia

Ketua Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia (PPSKI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

25 November 2021   14:00 Diperbarui: 25 November 2021   14:02 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Malas...", jawab Agus dengan enteng.

"Malas....?", nada bicara Bu Wulan jadi meninggi. "Terus maunya apa?".

"Nggak ada", jawab Agus tanpa memandang ke arah Bu Wulan.

"Kamu ya.... Memang sudah luar biasa sulit diaturnya. Kamu pikir dengan tidak mengerjakan tugas itu terus kamu akan aman-aman saja?". 

"Menurut saya tugas itu nggak ada manfaatnya", kata Agus dengan santainya.

"Bisa bisa nya kamu berpikir seperti itu.... ". Dengan perasaan kesal Bu Wulan meninggalkan Agus di depan ruang kelasnya.

Siang ini suasana sekolah sudah sepi, siswa yang masuk giliran pagi sudah pulang, tadi tepat jam sebelas. Sementara untuk giliran siang baru akan dimulai jam setengah satu nanti. Jadi ada istirahat kurang lebih satu setengah jam bagi guru-guru sebelum memulai pelajaran untuk giliran siang. 

Pertemuan tatap muka terbatas selama pandemi ini memang melelahkan bagi para guru di sekolah ini. Bayangkan saja, jika hari itu seorang guru ada jadwal mengajar enam jam di tiga kelas berbeda, maka dia harus mendatangi tiga kelas pada giliran masuk pagi dan tiga kelas yang sama pada giliran masuk siangnya. 

Sementara jarak dari ruang guru ke kelas lumayan jauh. Ruang kelas yang paling jauh dari kantor jaraknya tidak kurang dari tujuh puluh lima meter. Jadi sering kali kalau sudah pulang ke rumah, tidak ada kegiatan yang dilakukan guru tersebut, selain rebahan sambil menunggu waktu salat Maghrib. 

Agus tadi sudah ditemui kembali oleh wali kelasnya, dan sekarang diminta menghadap ke Pak Wahyu selaku wakil kepala sekolah. Agus dipesankan oleh Bu Wulan untuk tidak boleh pulang sampai bertemu langsung dengan Pak Wahyu. Karena Pak Wahyu ingin menyampaikan hal yang penting, begitu yang disampaikan Bu Wulan ke Agus. 

Sudah menjadi kebiasaan, kalau ada permasalahan yang tidak teratasi oleh guru maupun wali kelas, sebelum naik ke kepala sekolah terlebih dahulu ditangani oleh wakil kepala sekolah. Kebetulan siang itu pak Wahyu sedang ada urusan ke kantor cabang Dinas Pendidikan, dan baru akan ke sekolah menjelang salat Dzuhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun