Mohon tunggu...
Sunarti S Lampene
Sunarti S Lampene Mohon Tunggu... Guru

ubur-ubur ikan lele, mari belajar menulis le !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi P5 dengan Tutor Sebaya

16 Maret 2025   14:33 Diperbarui: 16 Maret 2025   14:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SDN 21 Palu memamerkan karya P5 dalam gelar karya (dok. pribadi)

1. Kurangnya Semangat Guru dalam Menyiapkan Modul 

   Penyusunan modul P5 memerlukan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang integrasi nilai Pancasila. Namun, sebagian guru merasa kesulitan merancang aktivitas yang kontekstual, terutama karena minimnya pelatihan teknis. Akibatnya, modul yang dihasilkan cenderung monoton dan kurang melibatkan partisipasi aktif siswa. 

2. Enggannya Guru Berbagi Permasalahan 

   Budaya kerja yang individualis membuat guru enggan mengungkapkan kendala yang dihadapi. Misalnya, seorang guru kelas IV kesulitan mengaitkan tema "Kearifan Lokal" dengan mata pelajaran matematika, tetapi tidak membahasnya dalam forum diskusi. Hal ini berujung pada keterlambatan penyelesaian projek. 

3. Miskonsepsi tentang P5 

   Sebagian guru mengira P5 sekadar kegiatan ekstrakurikuler atau projek sekali waktu. Padahal, P5 harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan penilaian berbasis proses dan produk. Ada pula yang berfokus hanya pada satu dimensi profil, seperti gotong royong, tanpa mengintegrasikan dimensi lain seperti bernalar kritis. 

B. AKSI  

Tutor sebaya (peer tutoring) adalah pendekatan kolaboratif di mana individu dengan tingkat kompetensi lebih tinggi membimbing rekan sejawatnya untuk mencapai tujuan bersama. Di SDN 21 Palu, metode ini diadaptasi untuk meningkatkan kapasitas guru dalam merancang dan melaksanakan P5. Para guru yang sudah memahami P5 (misalnya, yang pernah mengikuti pelatihan intensif) ditugaskan sebagai tutor untuk membimbing rekan yang masih mengalami kesulitan. 

Langkah-Langkah Penerapan Selama 3 Bulan  

1. Bulan Pertama: Identifikasi Kebutuhan dan Pembentukan Kelompok 

  • Kepala sekolah melakukan asesmen kompetensi guru melalui kuesioner dan diskusi terfokus. 
  • Guru dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tema P5: Lingkungan, Kearifan Lokal, dan Teknologi. 
  • Dua guru yang memiliki pengalaman dalam projek sebelumnya ditunjuk sebagai koordinator tutor. 

2. Bulan Kedua: Pelatihan dan Pendampingan Kolaboratif 

  • Tutor sebaya mengadakan lokakarya mingguan untuk berbagi strategi penyusunan modul. Contoh: Guru kelas V yang berhasil mengintegrasikan tema "Energi Terbarukan" ke dalam pelajaran IPA membagikan template perencanaan. 
  • Setiap kelompok membuat modul P5 dengan panduan tutor, lalu diujicobakan di kelas. 
  • Forum diskusi daring dibentuk untuk memfasilitasi tanya jawab antar-guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun