Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP 3 Lembang

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

P U R N A

15 Mei 2024   10:20 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang lelaki tua, rambutnya putih dan punggungnya sudah terbungkuk 

datang padaku menjelang petang
Dia ingin menemui ayahku, karena sudah lama tidak melihatnya lagi di ladang
Kukatakan, bapakku sudah lama pulang 

ke langit tinggi bertabur bintang

dimana tak ada batas malam dan siang


Tiba-tiba lelaki tua itu tersedu

dadanya terlihat terguncang. 

Air matanya tak tertampung bagai banjir bandang.
Dia hanya bergumam 

"Bapakmu begitu baik, mengapa begitu cepat KAU minta dia pulang !".

Ya, dia memang terlalu baik bagi anak-anaknya!
Ketika aku malas sekolah

dia hanya mengatakan, "diam saja di rumah daripada kamu keluyuran di luar".
Ketika aku tidak bisa mengerjakan tugas elektronika dari sekolah.
Dia hanya mengatakan, "Kamu duduk di situ, perhatikan saja yang Bapak kerjakan, 

kelak kamu akan bisa menyelesaikannya sendiri".
Ya, diapun terlalu baik bagi orang lain.
Ketika pencuri itu dihakimi massa

bapak malah membawa pencuri itu ke rumah. 

Menyuruhnya mandi dengan air yang sudah diberi do'a-do'a 

dan memberinya makan

Kemudian menghadiahinya baju juga 

memberikan ongkos buat pulang.
Dan dia hanya berkata, "Dia mencuri karena merasa kekurangan, maka dia harus dikasih"
Ketika pemain musik di orkes itu  tidak memiliki uang untuk menyewa tempat tinggal

bapak malah membuat petak-petak buat meraka singgah

hingga kita tak memiliki teras depan rumah

Dan berkata," Kita menjadi banyak saudara dan buatlah mereka bumetah".
Waktu itu aku tidak mengerti akan semua yang bapak lakukan kadang aku kesal. 

Tapi di depan bapak tua itu, baru aku menyadari arti sebuah kebaikan dalam keikhlasan.

Pak, aku ingat Ketika  malam itu tiba-tiba kamarmu semerbak melebihi wangi kasturi . 

Dan engkau berkata" Bapak akan pulang sebentar lagi!". 

Kemudian nafasmu tersengal. 

Rupanya mereka sudah menjemputmu.
Ya, wajah -wajah penuh cahaya;

cahaya itu menjemputmu dan membawamu melesat melayang ke langit tertinggi

sampai ke ujung paling tepi.

                                                                                                                                                                                                                       

Mengenang kepergian Ayah terkasih

Bandung , 29 N0vember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun