Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seial Rumah Sakit Episode 15 : Suara yang tersandera Kematian

27 September 2025   11:40 Diperbarui: 27 September 2025   11:40 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu lihat?" Dr. Yunan berdiri, mendekati Sofie yang sudah terpaku pucat. "Dissociative Identity Disorder. Persis seperti kakekmu dulu. Dia juga dirawat di sini, bukan? Meninggal karena... kelalaian kami, katamu?" Tawanya semakin keras, menggema di ruangan mewah itu. "Secara tidak sadar, kamu tahu kebenaran tentang kakekmu. Dan sekarang pikiran bawah sadarmu menciptakan semua hantu ini untuk mengungkapnya."

Sofie terhuyung mundur. Logika Dr. Yunan terdengar masuk akal. Tapi ada sesuatu yang menggerogoti nalurinya. Dokumen-dokumen itu terlalu nyata. Bukti-bukti terlalu konkret.

"Lalu bagaimana dengan Bu Sumiati?" sofikan Sofie, suaranya parau. "Dan pesan dari Herlina yang sekarat? Itu semua kebetulan?"

Seketika itu juga, senyum Dr. Yunan menghilang. Cahaya di ruangan itu mulai berkedip-kedip, lalu PADAM total. Kegelapan yang pekat dan sunyi yang mencekik menyergap mereka.

Dalam kesunyian yang menusuk telinga itu, sebuah suara perempuan tua, parau, dan penuh kepahitan mendesis dari setiap sudut ruangan, seolah dinding-dinding itu sendiri yang berbicara.

"Dia... booohhhoooong..."

Sofie membeku. Dr. Yunan, untuk pertama kalinya, terlihat panik. "Generator! Generator harusnya hidup!" raungnya dalam gelap.

Saat Sofie berbalik ingin lari, pandangannya tertumbuk pada cermin besar antik di dinding. Di dalam bayangan cermin yang gelap, ia melihat sosoknya sendiri. Tapi bukan dirinya yang sekarang. Wajah di cermin itu lebih tua, keriput, dengan mata yang penuh keputusasaan dan luka. Rambutnya memutih, ada bekas luka di pelipis. Dan yang paling mengerikan, sosok itu tersenyum. Bukan senyum Sofie, tapi senyum getir seorang perempuan tua yang sudah melihat terlalu banyak kematian.

Bibir bayangan itu bergerak. Suara yang sama yang selama ini menghantuinya, kali ini keluar langsung dari cermin, berbisik pelan namun jelas, menusuk langsung ke benak Sofie.

"Aku... adalah kamu... di masa depan..."

Sofie terjebak, tidak bisa berpaling. Rasanya seperti ditenggelamkan dalam realita yang mustahil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun