Rani tersenyum manis, "Sekarang kita bisa dekat, kamu enggak perlu ke tempat kakek kamu. Kita jadi pasangan, pasti semua orang di sekolah iri sama aku." Arka lagi-lagi hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
Hanya Rani yang terlihat bersemangat disini.
Arka kembali menyibukkan diri dengan lukisan yang hampir selesai itu. Bibir Rani tampak tersenyum manis sembari memperhatikan lelaki yang sibuk seorang diri. Bagaimana bisa mereka menjadi begitu dekat dalam hitungan jam berdekatan, rasanya sedikit aneh dan ia tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun terkait apa alasan lelaki yang begitu dingin tak tersentuh itu melakukan pendekatan seperti ini.
"Aku akan pindah,"
"Kamu sudah mengatakannya beberapa jam lalu," sahut Rani
"Aku juga memberikan kamu lukisan ini," ucap Arka
"Kamu juga sudah bilang, sekarang yang belum kamu bilang adalah... aku suka kamu dan kamu suka aku. Begitu, ini akan menjadi romantis kalau kamu bilang begitu," ungkap RaniÂ
Arka tampak berpikir dan tidak bisa mengalihkan pandangannya pada Rani yang sibuk menatap kearah depan, wajahnya memerah menahan malu. Ini aneh, bagaimana bisa Rani mengatakan begitu santai jika mereka saling suka.
"Aku enggak bisa, aku sudah janji sama Kakek buat tinggal bersama."
"Curang! Masa hanya aku saja yang suka!" keluh Rani
"Aku juga suka, tapi... bukan saatnya sekarang. Aku menyesali semuanya karena enggak sejak awal saja, aku takut..."