Mohon tunggu...
SK Writer
SK Writer Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Gemar menulis dan memberikan informasi yang siapa tahu bermanfaat bagi kalian yang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: tentang Lukisan dan Kenangan

15 April 2024   08:08 Diperbarui: 15 April 2024   08:10 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa kamu peluk aku?" tanya Arka

"Apa aku enggak boleh peluk? Itu hanya reflekku. Kenapa begitu pelit? Aku paham kenapa kamu begitu dingin dan menghindar diri dari orang-orang," jawaban yang sangat tidak ingin Arka dengar.

Keduanya berjalan menuju bukit buatan dan memperhatikan alam di sekitarnya. Tidak ada lagi pembicaraan dari mereka, hanya kesibukkan masing-masing. Arka sibuk dengan kanvas di tangannya dan Rani sibuk melihat lelaki di sebelahnya menggambar.

"Aku enggak tahu kalau kamu begitu cinta sama yang namanya melukis, kenapa enggak ikut ekskul seni? Kalau kamu ikut pasti bakat kamu makin terasah."

"Aku enggak bisa, orangtuaku akan marah. Setelah lukisan ini selesai, untuk kamu saja. Aku enggak bisa simpan," sahut Arka kembali menyibukkan diri dengan kuas ditangannya.

Rani menatap lelaki di sebelahnya itu, ia tidak mengerti Arka. Sangat tertutup sekali lelaki di depannya itu untuk dipahami. Tangannya memainkan dahan ranting yang jatuh di sisi kanannya, ia bosan menunggu tetapi tidak bisa meninggalkan Arka begitu saja. Bagaimana pun ini adalah pertama kalinya Rani begitu dekat dengan Arka yang dingin dan tak tersentuh bahkan tidak banyak bicara.


"Aku akan pindah ke Malang, tempat dimana kakek tinggal."

Perempuan cantik itu memandang bingung lelaki yang kini tersenyum tipis padanya, sangat tampan sekali dan membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Rani juga masih terkejut dengan perkataan dari Arka.

"Kenapa?" tanya Rani

"Aku cuman ingin kamu tahu. Kamu enggak akan bisa melakukan aktivitas yang biasa kamu lakukan seperti melihat aku dari jendela kamar kamu atau mencari keberadaanku, dan aku juga enggak akan tahu kapan akan kembali." 

Tidak ada pembicaraan lagi dari keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun