Mohon tunggu...
Siti Sanisah Rasyid
Siti Sanisah Rasyid Mohon Tunggu... Guru - Penulis jalanan

Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Genderang Perang Pemilu 2024

21 April 2022   07:16 Diperbarui: 21 April 2022   07:20 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sikap cerdas dan kemampuan literasi digital kita yang bagus sangat dibutuhkan guna mencermati pertarungan fakta dan hoax. Usah juga terlalu cepat menyerah untuk dimasukkan dalam kotak my promise para kandidat beserta pasukannya, janji yang sebenarnya oleh mereka sendiri pun diakui sulit untuk dipenuhi mengingat peliknya urusan politik di balik Pemilu.

Lalu kenapa janji dilontarkan? Karena para politisi mulai menyadari bahwa masyarakat lebih percaya janji dari pada realita, dan janji hanya perkara bahasa bukan perkara usaha. Jadi, mungkin sudah tertanam dibenaknya TIDAK BERJANJI, TIDAK ASYIK!

Dasar pikir sederhana yang dapat dijadikan sebagai parameter adalah proses yang dilalui kandidat untuk dapat mencalonkan diri (atau dicalonkan) pasti membutuhkan dukungan dana, tenaga, pikiran dan segala hal yang dapat memuluskan jalannya menjadi salah satu pejabat di negeri ini. Artinya, upaya ini tentu saja tidak gratis dan tidak ditopang sendiri oleh kandidat. 

Ada imbangan dana atau dukungan dalam bentuk lain yang diperoleh kandidat dari berbagai kalangan (bisa dari individu, korporat atau simpatisan lain), bahkan bisa jadi dukungan itu berasal dari pihak asing yang ingin terus mengamankan posisi dan usahanya di negeri ini. 

Hal inilah yang mendorong sikap mengutamakan kroni ketika telah terpilih menjadi pejabat, tak ubahnya sikap Dollah yang mengabaikan keluarga demi kesenangan diri dan kroninya.

Dalam gempitanya dunia politik, hal itu dianggap lumrah, bukan hal yang aneh dan biasa-biasa saja, sangat mungkin dilakukan tanpa disertai kesadaran akan akibat di kemudian hari. Prinsipnya yang penting dapat bersenang-senang sekarang, masalah masa depan bangsa dan rakyat nanti dipikirkan olehh pejabat berikutnya. 

Sikap yang sangat logis jika kemudian kita memilih untuk tidak larut dalam kondisi ekstasi proses Pemilu, sehingga rela berperang tanding dengan saudara dan kerabat sendiri hanya untuk mempertahankan argumentasi tentang dukungan terhadap kandidat yang semu. 

Saya tidak mengajak untuk tidak mengambil sikap dalam Pemilu sehingga termasuk ke dalam bani Golput, saya hanya ingin mengajak kita semua untuk cerdas dalam memilah dan memilih siapa yang hendak didukung, menabuh genderang seperlunya saja, tidak perlu lebay hingga menggoyahkan ikatan bhinneka tunggal ika di dunia nyata maupun maya. 

Untuk itu, mari siapkan pikir dan hati kita untuk menghadapi persiapan dan pelaksanaan pesta demokrasi 2024 nanti yang sangat mungkin akan lebih hiruk pikuk dengan sebaran data, informasi juga fitnah dan caci maki antarpendukung, di balik senyum manis yang didukung. 

Selamat beraktivitas positif untuk kita semua (IR_75).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun