Mohon tunggu...
Siti Sanisah Rasyid
Siti Sanisah Rasyid Mohon Tunggu... Guru - Penulis jalanan

Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Genderang Perang Pemilu 2024

21 April 2022   07:16 Diperbarui: 21 April 2022   07:20 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepada golongan yang mengambil keputusan untuk tidak terlibat dalam urusan dukung-mendukung dan menjadi kaum Golput (golongan putih) pun, genderang perang ditabuh sedemikian rupa. 

Mereka dinilai sebagai warga masyarakat yang tidak paham demokrasi dan oleh karena itu tidak layak hidup di Indonesia. Pandangan yang agak berlebihan di negeri yang menjunjung tinggii HAM.

Salah satu dari sekian banyak alasan terbentuknya golput adalah alasan ideologi. Mereka menganggap bahwa sistem pemerintahan di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan yaitu kapitalisme-sekuler, dilengkapi dengan instrumen politiknya yang bernama demokrasi. 

Dengan dasar pikir ini, mereka berasumsi bahwa siapapun pemimpin negeri ini tak akan pernah menerapkan sistem pemerintahan (terlebih yang bersendikan Islam) secara menyeluruh. 

Meski kekuasaan pemimpin sekuler ini didukung puluhan partai (yang mengaku) Islam, tetap saja akan menghasilkan problem kehidupan yang tak berkesudahan. 

Kembali lagi ke masalah media yang beberapa waktu lalu sukses mendulang "debat kusir" Rocky Gerung dengan Irma Suryani dalam talkshow dipandu Rosiana Silalahi. Peran media dewasa ini memang tidak dapat diabaikan, baik dalam kerangka pikir positif maupun negatif. 

Dalam konteks perang pendukung, media (plus sosial media) telah turut andil dalam memfasilitasi perang terbuka antarpendukung kandidat untuk saling serang melempar opini, bahkan banyak di antara opini itu lebih bersifat black campaign. 

Bukan hanya pelaku jejaring sosial atau sosial media, tetapi kini media massa juga (bahkan yang mainstream) mulai latah mendukung kandidat yang akan diprediksi akan turun ke arena Pemilu 2024 mendatang. 

Tak sulit mencermati dan mengidentifikasi media pendukung salah satu kandidat, cukup memperhatikan ke arah mana berita (yang sudah jadi opini) digiring. 

Mereka akan sering mengekspos kelebihan kandidatnya dalam suatu berita, dan cenderung mengerdilkan informasi terkait kandidat lainnya. Jelas, ini merupakan penggiringan opini sesuai target yang hendak dicapai.

Tidak akan lama lagi, tetabuhan gendang beleq akan membuat suasana hingar bingar, dilengkapi aneka suguhan informasi, opini dan berbagai bentuk "gratifikasi" kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun