Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Conductor Orkestra Pemilu 2024

5 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 5 Maret 2024   14:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : pngtree

Menelisik rekapitulasi sementara perolehan suara partai politik peserta Pemilu 2024, menarik dicermati karena sarat dengan dengan dinamika kontroversi dan anomali.

Untuk sementara PDI Perjuangan bertengger di posisi pertama memimpin klasemen, kemudian di susul Partai Golkar dan Partai Gerindra.

Ironisnya Partai Gerindra yang identik dengan pendukung Utama Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Gerindra juga, berdasarkan data masuk sementara, Prabowo menang Pilpres tetapi partainya hanya berada di posisi ketiga.

Perolehan suara Prabowo di Pilpres yang tidak berbanding lurus dengan perolehan suara partai Gerindra menimbulkan tanda tanya karena seakan tidak ada cocktail effect, atau efek ekor jas kemenangan Prabowo Subianto terhadap Partai Gerindra.

Fenomena ini seakan membenarkan asumsi beberapa orang pengamat politik yang mengatakan bahwa Presiden Jokowi Widodo sesungguhnya merupakan orang yang paling berpengaruh sebagai Conductor berperan di depan mempengaruhi orkestra Pemilu 2024.

Di satu sisi Joko Widodo mendukung kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, tetapi di sisi lain lebih memilih partai Golkar yang memenangkan Pemilihan Legislatif, bukan Partai Gerindra.

Bahkan Joko Widodo sangat berharap Partai Golkar mengalahkan PDI Perjuangan, dan mengharapkan PSI lolos parliamentary Threshold dan PSI memiliki perwakilan di parlemen.

Joko Widodo all out of love mendukung dan memenangkan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, tetapi tidak mendukung kemenangan partai Gerindra sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan konstelasi politik nasional, dan menjaga harmoni diantara para elit politik.

Gerindra tidak memenangkan Pileg akan menutup pintu bagi mereka menguasai pimpinan parlemen atau DPR RI. Dengan demikian Ketua DPR RI diharapkan bisa diberikan kepada partai lain pendukung koalisi pemerintah, dalam hal ini yang diharapkan memimpin parlemen dari Partai Golkar.

Dan lebih indah lagi harapan itu jika terwujud PSI lolos ke parlemen. Dengan demikian Partai Gerindra tidak memonopoli kekuasaan, sehingga akan tetap terbuka luas pintu bagi Joko Widodo melanggengkan pengaruh atau kekuasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun