Tulisan ini menganalisis perubahan mendasar dalam lanskap politik Indonesia pasca-Pemilu 2024
Gen Z kuasai 22,85% suara pemilu Indonesia! Kandidat presiden gencar kampanye di media sosial demi menarik hati Gen Z dan milenial yang melek digital
Demokrasi sering kali dimaknai sebagai sistem yang menjunjung tinggi partisipasi rakyat. Di dalamnya, setiap individu memiliki hak untuk bersuara, mem
Langsa ,- Bawaslu Langsa Hadiri Rapat rekapitulasi Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) triwulan kedua tahun 2025 di sekretariat KIP setempa
Langsa ,- Bawaslu Langsa mengikuti rapat penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) perumusan kodifikasi Undang - undang Pemilu ,Kamis (24/07).Kegi
Mengapa Politik Uang Masih merajalela saat adanya pemilu dan dampak yang terjadi ketika politik uang masih menjadi tradisi
bagaimana media sosial membantu partaii politik meraih suara? artikel ini membahas peran strategis media digital dalam kampanye pemilu 2024
Di tengah semangat perubahan dan tantangan yang terus bergulir, mari kita refleksikan: sejauh mana demokrasi kita berpihak pada rakyat?
Apakah Buzzer Politik Merusak Demokrasi atau Sekadar Alat Strategi?
Ketika politik jadi ajang bagi-bagi kekuasaan, suara rakyat pun terpinggirkan. Apakah demokrasi kita sedang sakit?
Matahari Kembar Prabowo Dan Jokowi
Pemilu 2019 dan Pemilu 2024 Bukan Pemilunya Rakyat!
Di tengah semakin kompleks dan terfragmentasinya lanskap politik global, media sosial kini memainkan peran utama dalam dinamika pemilihan umum. Salah
peran media sosial untuk menarik perhatian generasi muda dalam demokrasi pemilu tahun 2024
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Indonesia menjadi salah satu momen politik yang paling dinamis, terutama dengan meningkatnya penggunaan media so
DPR 2024 Lebih Bapuk Dibanding DPR 1997
Pemilu 2024: saat perempuan maju, kekerasan menghadang. Demokrasi sejati tak lahir dari ketakutan, tapi dari ruang yang setara untuk semua gender.
Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia tidak hanya menjadi ajang adu visi dan misi, tetapi juga persaingan branding yang semakin masif di media sosial.
Didit Hediprasetyo menunjukkan bahwa silaturahmi bisa menjadi kekuatan politik, membangun komunikasi antartokoh demi masa depan politik Indonesia.
Narasi "memilih dengan hati nurani" kerap mengabaikan rasionalitas. Saatnya memilih dengan kritis dan bertanggung jawab demi demokrasi yang lebih cerd