Mata Ibu membelalak. "Bicaramu yang tak jelas. Mana Ibu mengerti. Kau lihat tuyul di mana?"
Â
"Di halaman rumah Bu Pia."
Â
"Oh, begitu. Biarkan saja tuyul itu! Tuyulnya kan tinggal di halaman rumah tetangga," ujar Ibu dengan tenang.
Â
Dika terkejut mendengar respon Ibu yang cuek bebek. "Ini tuyul lho, Bu! T-U-Y-U-L! Kita sedang membicarakan makhluk mistis pencuri ulung! Saat uang belanja Ibu hilang dicuri tuyul, Ibu baru mencak-mencak."
Â
"Lalu, kau ingin Ibu bertindak apa?" tanya Ibu sembari berkacak pinggang. "Kau saja yang pria, bertemu tuyul langsung lari tunggang langgang. Apa yang kau harapkan dari Ibu yang hanya seorang perempuan setengah baya. Kau ingin Ibu meniup lilin untuk memerangkap tuyul?"
Â
"Bukan begitu, Bu," kata Dika. "Lagipula lilin bukan untuk tuyul, tapi babi ngepet!"