NYAM! NYAM! NYAM!
Â
Terdengar bunyi gigitan. Bunyi gigi tajam mengoyak daging. Ikan-ikan nila yang melayang di atas permukaan kolam tersebut tercabik-cabik. Darah dan serpihan daging berhamburan disambut oleh mulut-mulut menganga ikan nila yang menunggu tak sabar di dalam kolam. Ugh, kanibalisme! Tulang-tulang ikan yang melayang di udara, berjatuhan ke dalam kolam yang menjadi saksi bisu pembantaian tersebut. Dika mengernyit. Makhluk apa yang menyantap ikan-ikan nila milik Bu Pia?Â
Â
 "HUWAAA!!!" teriak Dika ketika sepasang matanya yang beriris cokelat muda hampir beradu dengan sepasang mata cekung beriris sekelam malam. Lingkaran hitam kebiru-biruan mengelilingi mata makhluk tersebut. Wajah sepucat kertas tersebut dihiasi bibir pucat kebiru-biruan. Urat-urat saraf kebiru-biruan tampak di sekujur tubuhnya yang kusam. Makhluk tersebut hanya memakai sepotong kain putih kumal untuk menutupi auratnya.
Â
"TU...TUYUL! ADA TUYUL!" teriak Dika dengan napas terengah-engah. Ia melangkah mundur hingga jatuh dalam keadaan duduk. Tapi, tuyul yang penuh percaya diri tetap memburunya.
Â
Bocah berkepala gundul tersebut menyeringai dan memamerkan gigi taringnya. Ia merangsek maju dengan gerakan mengancam seolah-olah akan menggigit leher Dika.Â
Â
"PERGI! JANGAN DEKATI AKU!" seru Dika ketakutan.