Jika ada budget berlebih, maka sebaiknya membuat berbagai kuliner khas Ramadan, khususnya lauk pauk. Yaitu opor ayam, Â daging rica-rica, dll.
Hidangan Idul Fitri rasanya tak lengkap jika tak ada opor ayam dan telur. Harga bumbu dan rempah-rempah cukup mahal. Memang bumbu yg dibuat sendiri, misalnya diuleg atau diblender, rasanya lebih enak.
Jika saldo sedang menjerit, bumbu opor ayamnya pakai bumbu instant. Memang sih tak seenak bumbu buatan sendiri yang lebih harum dan kental. Â Tapi tak apalah dibanding tak ada opor ayam. Bagaikan peribahasa, jika tak ada rotan, maka akar pun jadi.
Bumbu yang diuleg memiliki cita rasa dan tekstur yg lebih enak dibandingkan bumbu yang diblender.
Di keluargaku, jika memasak kuliner Idul Fitri menggunakan santan, maka kuahnya dimasak dengan api kecil hingga mengental. Istilahnya, nyemek. Dan selalu ada taburan mercon cabai rawit Jawa favorit Mama. Aku dan adikku, Ning, sama sekali tak suka cabai rawit Jawa yang super pedas. Selalu saja ada panggilan semesta. Tapi apalah arti suara kami dibanding suara Jendral Mama alias R1.
"Eneg kalau makan tak pakai cabai rawit Jawa." -Mama.
Daging empal lengket ini merupakan makanan mewah. Jarang banget masak daging karena modalnya mahal. Tapi disantapnya cepat raib. Alias tak ada asas keberlanjutan...