Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor

Mukbang Horor

11 November 2023   22:43 Diperbarui: 11 November 2023   22:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Tibalah hari H, launching konten video Ray yang pertama, mukbang mie drakor. Berkat kepiawaian Bu Tara dalam promosi, video mukbang Ray langsung viral. Netizen ingin melihat mahasiswa pintar yang sederhana mukbang mie drakor yang dimasak simple dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh.

Konten-konten selanjutnya seperti mukbang nasi goreng sehat ekonomis, mukbang nasi telur dadar ala Padang, mukbang seblak, dll mendapat sambutan hangat. Tak terasa sudah setengah tahun Ray bekerja sebagai youtuber mukbang. Ia sudah memiliki fans club yang loyal dan subscribersnya terus meningkat. Tugas akhir penelitiannya pun hampir selesai.

Kesuksesan Ray tak lepas dari peran Bu Tara dan Pak Sarwo, terutama Bu Tara. Melihat profesionalisme dan energi Bu Tara, Ray sungguh kagum. Timbul benih-benih cinta di hati Ray, tapi ia berusaha menyembunyikan perasaan hatinya. Apalah arti Ray, si mahasiswa sederhana, dibandingkan Bu Tara yang mapan dan dewasa. Ia belum percaya diri untuk mengutarakan perasaannya. Walaupun sudah memiliki penghasilan tetap dan barang-barang mewah dari sponsor, tapi Ray masih merasa gamang dengan posisi newbie-nya dalam dunia youtuber mukbang.

Akhir-akhir ini Ray merasa tubuhnya terasa aneh. Walaupun ia sudah berolahraga secara teratur, tapi tubuhnya cepat merasa lelah. Padahal ia rutin meminum vitamin dan menyantap segala makanan sehat. Walaupun ia membuat konten mukbang, sehari-hari Ray sangat menjaga asupan makanannya. Tubuhnya terasa sangat lemas tak bertenaga. Tapi, ia harus membuat konten video yang sangat penting malam ini karena merupakan video kolaborasi dengan sponsor.

"Nak, kau tak apa-apa? Tanya seorang pria separuh baya yang menyangga tubuh Ray yang hampir jatuh. Ray baru saja selesai jogging di taman kota.

"Saya hanya agak pusing, Pak," sahut Ray lemah. "Mungkin karena sengatan sinar matahari."

Pria keturunan Jepang itu memapah Ray hingga mereka berdua duduk di kursi taman. Kemudian ia berkata, "Tolong simpan barang ini sebagai kenangan pertemuan kita dan berjanjilah untuk membawanya ke mana pun kau pergi. Jagalah dirimu baik-baik, Nak." Setelah memberikan semacam suvenir, Bapak itu bangkit dan berjalan ke arah pohon besar yang terletak di sudut taman. Dan kemudian, ia lenyap di tikungan jalan. Ray memandang gantungan kunci berupa boneka penangkal hujan Jepang 'teru teru bozu' wol imut yang berada di atas telapak tangannya. Boneka mini itu terasa lembut dan menghangatkan hatinya.

Ray mulai bersiap untuk syuting hari ini. Ah, hari ini pun hidangannya sangat sedap. Mukbang gulai pedas. Ray memberi isyarat pada Pak Sarwo untuk tidak memulai syuting dulu karena tiba-tiba ia teringat suvenir imut pemberian pria tadi pagi yang berada di dalam tas ranselnya. Sembari tersenyum, ia menggenggamnya dan memasukkannya ke dalam saku kemejanya. Syuting pun dimulai.

 Ray bergidik. Haruskah ia menyantap semua hidangan menjijikkan ini? Mengapa tadi ia mengira hidangan ini lezat? Mengapa kuahnya semerah darah? Belum lagi apa itu potongan-potongan berbentuk aneh yang mengapung? Hiiiy, seperti bola mata? Apakah ini hidangan sup darah? Dan apa itu gumpalan-gumpalan seperti jamur? Makanan ini sudah basi? Bau amis bercampur basi membuat perut Ray melilit keras. Ia sungguh tak tahan lagi.

"Bu Tara, maafkan aku. Hidangan ini tak layak kumakan."

Bu Tara membujuk dengan suara anak kecilnya, "Ray, bagaimana sih kamu ini? Hidangan ini dari sponsor yang merupakan restoran terkenal. Kita sudah memperoleh uang muka pembayaran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun