Mohon tunggu...
Simon Boyke Sinaga
Simon Boyke Sinaga Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Suka Keindahan Masy. Nelayan, Pesisir & Pulau2 Kecil | Underwater Foto/Video | SSI Instructor | Doctor of Philosophy in Environmental Management

Senang dengan dunia photographer, dengan objek kehidupan masyarakat pesisir dan laut sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni di bidang kelautan dan perikanan Jakarta. Sebagai instruktur selam di SSI juga menekuni underwater foto/videographer. Setelah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta sebagai Sarjana Perikanan melanjutkan ke Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, dan menyelesaikan Doktor Management Lingkungan di UNJ.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Memori Harus Kembali" (Cerpen)

3 Juni 2016   10:47 Diperbarui: 3 Juni 2016   12:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

3 menit kemudian, Joseph diangkat oleh beberapa orang.

Ternyata, Lolitha adalah salah satunya. “Joseph bangunlah!” Lolitha berteriak dan menyingkirkan tasnya dari tangan Joseph.

“Joseph! Bangunlah!” Lolitha kembali berteriak. “Aku juga sayang sama kamu.”

Kemudian, Lolitha memberi Joseph nafas buatan. Joseph pun terbatuk-batuk dan bangun.

Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Joseph adalah, “Lolitha, aku sayang sama kamu.

Apakah kamu ingin menjadi pacarku?”

“Tentu saja aku mau.” Lolitha menerimanya dan langsung memeluk Joseph.

Pengunjung-pengunjung Ancol pada terharu melihat Joseph dan Lolitha.

“Romantis sekali ya... Sampai melupakan aku.” tiba-tiba Yobel berkata lewat JoLo.

“Ups lupa.” ucap Lolitha. Lolitha melepas JoLo dari telinganya dan memasangkannya ke telinga Joseph.

“Joseph, memorimu sudah kembalikan? Semua yang hari ini adalah rencanaku agar memorimu kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun