Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merayu Tuhan

7 Agustus 2025   09:15 Diperbarui: 7 Agustus 2025   09:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan abstrak pada kayu (Photo by W W: www.pexels.com)

Tetap berdiri bagai batu karang terjal,  

Menahan terjangan ombak penderitaan hari demi hari.

Dibalik senyum getir yang merona di wajahnya,

Ada jiwa yang retak nyaris pecah terbelah.  

Air mata ia tumpahkan dalam diam,  

Dia mencoba 'Merayu Tuhan'.

Percaya di balik badai yang pekat,  

Ada cahaya pertolongan yang dijanjikan.  

"Untukmu, Nak," bisiknya saat malam menyergap,  

Menyeka duka, membangun kembali puing harapan.  

Dia tak boleh runtuh, tak boleh lunglai,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun