Hati menangis histeris
Mendengar kabar yang begitu tragis
Terbayang tangisan bayi yang meringis
Menahan sakit hingga hati ikut teriris
Nak... mengapa nasibmu seperti itu
Belum saja engkau menginjak remaja
Kau sudah diambil yang kuasa
Tapi mengapa dengan cara yang tak disangka
Kau dianiya pacar ibumu yang tak tahu dosa
Tenanglah nak kau disana
Bidadari syurga menantimu
Menanti kehadiranmu
Menanti indah gelak tawamu
Dimana ayahmu....
Mungkin dengan kehadirannya bisa bantu
Menutup luka yang menimpamu
Yang meninggalkanmu bersama ibu
Bu.. mengapa engkau begitu percaya
Meninggalkan buah hatimu yang tak berdaya
Di tangan kekasihmu yang durjana
Kini kau menangispun pun tiada guna
Tak bisa mengembalikan nyawaÂ
Bu... kau pasti merana ditinggal anak tercinta
Yang kini sudah meregang nyawa
Dibalutan kain kafan yang bertali
Beribu-ribu penyesalan pastilah menanti
Bu... Â banyak sekali lelaki
Yang hanya mencintai diri
Tapi tak sanggup mencintai buah hati
Maka kini harus berhati-hati
Bu.. jangan mudah percaya pada laki-laki
Yang hanya ingin jadi suami
Tapi tak sanggup buat jadi ayah tiri
Goresan pena Sang Penjual Basreng
Tentang Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya di Apartemen Kalibata City karena BAB Sembarangan
Â