Narcissus Jatuh Dalam Telaga Pesona
Karya : Septian Dwi A.
Aku membenci angin yang membawa daun jatuh dalam dekapan
Tak jarang dia sendiri yang mengusik pikiran
Merebahkan seluruh diri hingga berpisah alam
Seenaknya membiaskan diriku bergetar di dalam percikan
Aku benar-benar mendengki pancar surya
Tiba-tiba kolam lenyap segenap tirta
Hingga dirimu samar seakan hilang dari mata
Ku tabuhkan nekara hingga atmamu menjelma
Entah darimana pesona ini datang
Mungkin semenjak Nemessis menjawab doa hambanya
Ataukah keajaiban patah hati seorang nimfa?
Entah anugerah dewata untukku akhirnya menemuimu, cinta?
Engkau sendiri mengerti diriku
Betapa para jelita memuja paras di wajahku
Namun mengapa tak ku temui senyum simpul itu?
Saat aku merindukanmu dalam pilu
Kau mengikutiku selalu
Aku tersenyum kaupun begitu
Aku berduka kaupun juga
Haruskah aku menipu diri untuk tersenyum bahagia?
Matahari silih berganti berlalu
Musimpun kini mulai menitikkan salju
Mengapa kau tak pergi dari situ
Tak relaku pergi biarkanmu tertutup beku
Persetan dengan mereka yang dimabuk gelak tawa
Bodohnya mereka yang tak mengenal asmara
Asal kau dan aku senantiasa ada
Dunia kita abaikan saja
Lemahku kini meniti ratusan purnama
Berulang ku dakap dirimu dalam segenap jiwa
Tapi mengapa kau begitu bening dingin, ku tak kuasa?
Kita bersatu hanya lewat tetes airmata
Hingga duniaku perlahan sirna
Ku tak bisa temuimu dalam nyata
Akankah kita segera bersua
Dalam hingar bingar nirwana
Blitar, 25 Agustus 2021