Mohon tunggu...
Septian Dwi Arianto
Septian Dwi Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis sekadar mampir

Seorang penulis berambut ikal yang sekadar mampir, lumayan suka mendengarkan musik random, dari Soul sampai Keroncong, pernah jadi Jurnalis waktu SMK, mari berteman di IG :@18septiandwi / @septian.d.arianto, DM yaa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Narcissus Jatuh dalam Telaga Pesona

25 Agustus 2021   19:45 Diperbarui: 25 Agustus 2021   19:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : deviantart.com

Narcissus Jatuh Dalam Telaga Pesona

Karya : Septian Dwi A.

Aku membenci angin yang membawa daun jatuh dalam dekapan
Tak jarang dia sendiri yang mengusik pikiran
Merebahkan seluruh diri hingga berpisah alam
Seenaknya membiaskan diriku bergetar di dalam percikan

Aku benar-benar mendengki pancar surya
Tiba-tiba kolam lenyap segenap tirta
Hingga dirimu samar seakan hilang dari mata
Ku tabuhkan nekara hingga atmamu menjelma

Entah darimana pesona ini datang
Mungkin semenjak Nemessis menjawab doa hambanya
Ataukah keajaiban patah hati seorang nimfa?
Entah anugerah dewata untukku akhirnya menemuimu, cinta?

Engkau sendiri mengerti diriku
Betapa para jelita memuja paras di wajahku
Namun mengapa tak ku temui senyum simpul itu?
Saat aku merindukanmu dalam pilu

Kau mengikutiku selalu
Aku tersenyum kaupun begitu
Aku berduka kaupun juga
Haruskah aku menipu diri untuk tersenyum bahagia?

Matahari silih berganti berlalu
Musimpun kini mulai menitikkan salju
Mengapa kau tak pergi dari situ
Tak relaku pergi biarkanmu tertutup beku

Persetan dengan mereka yang dimabuk gelak tawa
Bodohnya mereka yang tak mengenal asmara
Asal kau dan aku senantiasa ada
Dunia kita abaikan saja

Lemahku kini meniti ratusan purnama
Berulang ku dakap dirimu dalam segenap jiwa
Tapi mengapa kau begitu bening dingin, ku tak kuasa?
Kita bersatu hanya lewat tetes airmata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun