Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Smart Landing

2 Desember 2020   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:44 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk mendukung aktifitasnya sebagai seorang GM, Pak Saleh terbiasa melakukan perjalanan dan liburan ke luar negeri. Liburan sudah menjadi kebutuhan bagi keluarganya, sehingga tidak aneh bila keluarga ini sudah memiliki program liburan yang padat untuk satu hingga dua tahun ke depan. Kebiasaan lainnya dan merupakan ikutan dari setiap liburan adalah berbelanja dan kulineran. Mereka terbiasa menikmati kuliner di restoran terkenal dan selalu membeli barang-barang luarnegeri yang harganya lumayan mahal untuk ukuran dompet Indonesia.

Tidak lama lagi Pak Saleh akan memasuki masa pensiun. Ada kegalauan dalam dirinya untuk menghadapi situasi pensiun tersebut terutama menyeimbangkan antara pendapatan seorang pensiunan dengan gaya hidup yang terlanjur sudah menjadi kebiasaan. Sebenarnya sejak setahun yang lalu Ia sudah merencanakan program dan kegiatannya selama menikmati masa-masa pensiun. Ia sudah menghitung biaya-biaya hidup yang disesuaikan dengan pendapatannya sebagai pensiunan.

Secara personal ia sudah mulai mengurangi kegiatan pribadi yang banyak menghamburkan uang demi alasan pekerjaan. Selama setahun ini Ia mencoba untuk mencari kebiasaan baru yang lebih produktif atau minimal mengurangi pengeluaran biaya-biaya yang tidak perlu. Namun untuk istri dan anak-anak keliahtannya Ia belum tega melakukan itu secara radikal. Meskipun lewat sindiran halus Ia sering menyampaikan keinginannya, namun terlihat belum begitu menunjukkan hasil.

Dari hari program semakin dimantapkan, namun belum juga dikomunikasikan.

----------------------------

Pak Basri adalah seorang karyawan Swasta dan memiliki prestasi kerja biasa-biasa saja. Prestasinya di Kantor juga sepi dari penghargaan dan Ia juga bukan orang yang popular di Perusahaan tersebut. Namun ia adalah seorang yang sangat rapi dan sabar dalam menyelesaikan pekerjaan. Ia selalu menyelesaikan pekerjaan on time dan termasuk orang yang sangat enak diajak berbicara tentang bisnis.

Penampilannya yang sederhana tidak memberi sinyal bahwa dirinya termasuk pengusaha sukses. Ia adalah seorang pebisnis tambak yang sangat sukses di kampungnya. untuk memenuhi ambisinya, ia membangun rumah di kampung dan tinggal bersama keluarga bahgianya disana. Sedangkan di Jakarta ia cukup tinggal di kos-kosan selama puluhan tahun.

Kesuksesan dirinya sebagai petambak ikan hampir bocor tatkala Televisi lokal meliput tokoh sukses yang berkarya mulai dari desa. Untuk menutupi itu, Ia mendorong adiknya yang tampil sebagai tokoh desa yang sukses tersebut dan akhirnya kedok aslinya berhasil ditutupi.

Bisnis tambak ini adalah mimpi pak Basri ketika Ia telah berhasil menjadi karyawan di Perusahaan tersebut. Ia pernah mengungkapkan mimpinya tersebut dalam sebuah pelatihan pengembangan pribadi, namun di kala itu tidak banyak yang merespon ungkapan Pak Basri dan malah Mereka cenderung menganggap  Ia sedang bercanda.

Ia rela tunggang langgang pulang di hari Jumt malam dan samapi di kampungnya Hari Sabtu dinihari dan langsung turun ke tambak hingga hari Ahad Sore sudah harus kembali bekerja ke Jakarta. Kegiatan itu Ia lakukan puluhan tahun tanpa diketahui oleh teman-teman kantornya. Pak Basri terbiasa dengan kehidupan di kampung dengan gaya hidup yang sederhana, sehingga penghasilannya sebagai karyawan swasta sangat bermanfaat sebagai modal bisnis tambak miliknya.

Sebenarnya pihak keluarga sudah tidak tega melihat Pak Basri tunggang langgang pulang dan pergi ke Jakarta setiap minggunya. Istrinya sudah pernah mengusulkan untuk mengajukan pensiun dini untuk lebih fokus mengurus bisnis tambaknya. Namun karena Pak Basri merasa mampu membagi waktu dengan baik, permohonan istrinya tersebut itdak digubris dan malah membuatnya semakin bersemangat melakoni kedua pekerjaan tersebut bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun