Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Smart Landing

2 Desember 2020   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:44 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa yang ada dalam benak Kita ketika diskusi tentang  PENSIUN. Hmmmm! Mungkin beragam pendapat terbersit dalam pikiran Kita. Ada yang berpendapat Pensiun merupakan kesempatan untuk Down to Earth dengan menciptakan kesibukan baru dan berhubungan dengan kehidupan sosial, hobby, kehidupan lebih spiritual dan lain-lain. Beberapa orang merasa Pensiun merupakan kesempatan berlepas diri dari kesibukan rutin yang sangat menyita waktu, hingga tidak tersedia ruang untuk menghirup napas sebebas-bebasnya.

Oleh karena itu setelah dinyatakan pensiun, Ia akan melakukan berbagai hal yang bersifat menyenangkan misalnya traveling ke tempat-tempat impian, mengunjungi sanak saudara untuk merekatkan kembali tali silaturahim. Atau kembali ke rumah dengan profesi ternak teri (mengantar anak dan istri).

----------------------------

Pak Sobari adalah seorang calon pensiunan Aparat Sipil Negara yang memiliki aktifitas sangat sibuk dikala masih aktif disebuah Perguruan Tinggi Negeri. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kabag Tata Usaha pada salah satu Fakultas dan memiliki latar belakang Pendidikan Hukum. Selama ini, selain menjabat sebagai Kabag ia juga memiliki kegiatan lainnya yaitu seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Sore dan malam hari. Bisa dibayangkan betapa sibuknya Pak Sobari dalam sehari-hari harus mampu memberikan layanan kepada Pegawai dan harus menyelesaikan tugas-tugas sebagai dosen.

Dua tahun sebelum memasuki masa pensiun, Kampus Swasta tempat Pak Sobari biasa mengajar membuat keputusan bahwa dosen harus merupakan karyawan tetap dan memberi kesempatan kepada semua dosen yang belum permanen untuk memilih permanen atau keluar. Kenapa ini terjadi? Karena Kampus melakukan transformasi organisasi dan salah satunya adalah mengembangkan sumber daya lokal menjadi dosen tetap di Kampus tersebut.

Kebijakan ini sedikit membuat Pak Sobari limbung antara tetap dengan status Pegawai Negeri atau menjadi Dosen tetap di Kampus swasta tersebut. Ia mencoba berandai-andai kenapa kesempatan ini datang terlalu dini. Namun demikian ada sedikit optimisme dalam dirinya, karena ada kesempatan untuk melobi pihak Yayasan agar memberi kelonggaran bagi dirinya selama dua tahun ke depan.

Waktu terus berjalan dan Pak Sobari sudah meloby pihak Yayasan, namun hasilnya tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Justru Pak Sobari diberi kesempatan selama tiga bulan untuk menentukan pilihan apakah bergabung secara permanen atau mundur dari profesi dosen. Upaya terakhir adalah melalui Kopertis dan meskipun formasinya tersedia, tetapi bukan di Kampus tersebut. Hal ini membuat Pak Sobari bingung, masa pension akan tiba sementara Ia belum berhasil mendapatkan Kampus tempat Ia melanjutkan aktifitas sebagai dosen.

----------------------------

Pak Khairul adalah seorang Dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Ia adalah orang yang sangat sibuk dengan aktifitas riset dan konsultan di beberapa perusahaan swasta. Kegiatan mengajar semakin dikurangi seiring dengan meningkatnya projek konsultasi dari klien-kliennya dan projek riset dari beberapa institusi. Kesibukan ini hampir menyita seluruh waktu yang Ia miliki dan membuat dirinya jauh dari aktifitas sosial kemasyarakatan.

Untuk mengimbangi kehidupan sosialnya, Ia meminta agar Istrinya terlibat dalam berbagai aktifitas dan ini membuat Istrinya lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dibanding dirinya sendiri. Ia bisa merasakan hal ini, ketika berkesempatan menghadiri rapat ditingkat RW di lingkungannya tinggal. Selain tidak banyak masyarakat yang mengenalnya, Mereka juga enggan untuk mengobrol karena khawatir tidak nyambung. Sepulang dari rapat Ia mengeluh dengan sikap warga yang kurang menerima kehadirannnya dan membuat dirinya berpikir ulang bila menghadiri undangan seperti itu lagi.

Ia adalah seorang dosen yang jumlah mengajarnya paling sedikit, karena kesibukan riset dan konsultan mengharuskan dirinya lebih banyak berada di luar kota. Jadual mengajarnya lebih banyak digantikan oleh asisten dan dosen pengganti. Pihak kampus terlihat setuju-setuju saja, karena aktifitas ini memberi manfaat secara finansial bagi Kampus.

Demikian juga dengan kehidupan dengan keluarga. Jadual yang selalu bersilang antara dirinya dengan keluarga, membuat dirinya lebih sering menemui rumah sedang kosong dari pada berkumpul ketika Ia pulang. Terkadang jadula quality time yang sudah direncanakan jauh-jauh haripun bisa Ia tabrak dengan alasan pekerjaan. Meskipun sering jadi bahan pertengkaran, biasanya Ia solusikan dengan pendekatan finansial.

Hubungan dengan kerabat juga demikian. Sering acara keluarga, baik keluarga sendiri atau keluarga istri dengan terpaksa diwakilkan kepada Istri dan anak-anak. Terkadang istri dan Anak-anak sulit mencari alasan baru prihal ketidak hadiran dirnya di acara tersebut. Namun karena ia punya kontribusi yang strategis terhadap keuangan, apapun alasan ketidakhadirannya bisa diterima secara baik.

Dalam waktu dekat Pak Khairul akan menjalani masa pensiun dan Ia sudah punya rencana untuk beristirahat dari segala kesibukan riset dan menangani projek konsultasi, karena sudah merasa lelah. Secara personal Ia mencoba menyusun kembali jadual dan aktifitas kehidupan sehari-hari dengan bersama-sama keluarga. Ia menargetkan akan menemani Istri melakukan aktifitas sosial dan keagamaan serta selalu bersama-sama kemanapun Mereka bepergian.

Ia berencana untuk aktif kembali dikegiatan keluarga dan masyarakat. Meskipun menggunakan data historis, Ia sudah mencoba menjadualkan kegiatan yang harus Ia ikuti dan juga membuat daftar secara detail topik dan siapa yang Ia libatkan dalam obrolan-obrolan nantinya. Tidak sedikitpun ada keraguan dalam dirinya, bahwa Ia akan diterima dengan baik dan mudah oleh sanak keluarga serta masyarakat yang akan Ia datangi kelak.

Ia memiliki sebidang tanah yang selama ini belum tergarap dengan baik. Salah satu rencana yang akan Ia lakukan adalah menghabiskan waktu dengan berkebun dan menikmati suasana pagi yang segar menyenangkan. Pak Khairul sudah berencana akan merekrut Siapa yang akan menemaninya berkebun, hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Rencana sudah ia susun dengan sangat detail, layaknya membuat laporan rekomendasi hasil riset. Tugas berikutnya adalah mengkomunikasikannya kepada keluarga.

----------------------------

Pak Saleh adalah karyawan BUMN dan merupakan seorang Karyawan memiliki posisi strategis di Kantornya. Ia adalah seorang model sukses dalam menapak karir mulai dari seorang karyawan biasa hingga berhasil mendapatkan posisi sebagai General Manager. Kegigihanya bekerja tidak diragukan lagi, baik oleh sesama rekan kerja maupun teman-teman yang pernah satu kampus.

Karirnya mulai berjalan mulus, tatkala Ia berhasil sukses menjadi seorang sales di Perusahaan tersebut. Setelah menduduki jabatan sebagai Supervisor penjualan selama 8 tahun, bertutur-turut jabatan berikutnya hanya Ia emban selama 2 tahun. Sehingga dalam waktu 6 tahun Ia berhasil menduduki jabatan sebagai General Manager Marketing.

Kesuksesan tersebut Ia bangun tidak lepas dari keluwesannya bergaul dengan semua pihak. Bagaimana ia berhasil mendapatkan deal-deal bisnis skala besar karena keahliannya bermain Golf. Memang dikalangan pencinta Golf Ia terkenal sebagai pemain yang sabar dan penuh perhitungan. Hadiah-hadiah Door Price termasuk Hole in One sering menjadi langganan baginya. Oleh karena itu Perusahaan juga sangat mendukung hobinya tersebut, karena mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja bisnis.

Kebiasaan Pak Saleh bermain Golf tentu tidak serta merta menjadi tanggung jawab perusahaan. Oleh karena itu untuk memenuhi hobby dan lambat laun menjadi kebutuhan, maka Pak Saleh perlahan tetapi pasti menjadi member di satu Club dan terkadang menjadi tamu kehormatan di Club yang lain. Tentu gaya hidup seperti itu harus didukung oleh pendanaan yang kuat dan selama ini tidak masalah karena gaji yang diterima tergolong besar.

Untuk mendukung aktifitasnya sebagai seorang GM, Pak Saleh terbiasa melakukan perjalanan dan liburan ke luar negeri. Liburan sudah menjadi kebutuhan bagi keluarganya, sehingga tidak aneh bila keluarga ini sudah memiliki program liburan yang padat untuk satu hingga dua tahun ke depan. Kebiasaan lainnya dan merupakan ikutan dari setiap liburan adalah berbelanja dan kulineran. Mereka terbiasa menikmati kuliner di restoran terkenal dan selalu membeli barang-barang luarnegeri yang harganya lumayan mahal untuk ukuran dompet Indonesia.

Tidak lama lagi Pak Saleh akan memasuki masa pensiun. Ada kegalauan dalam dirinya untuk menghadapi situasi pensiun tersebut terutama menyeimbangkan antara pendapatan seorang pensiunan dengan gaya hidup yang terlanjur sudah menjadi kebiasaan. Sebenarnya sejak setahun yang lalu Ia sudah merencanakan program dan kegiatannya selama menikmati masa-masa pensiun. Ia sudah menghitung biaya-biaya hidup yang disesuaikan dengan pendapatannya sebagai pensiunan.

Secara personal ia sudah mulai mengurangi kegiatan pribadi yang banyak menghamburkan uang demi alasan pekerjaan. Selama setahun ini Ia mencoba untuk mencari kebiasaan baru yang lebih produktif atau minimal mengurangi pengeluaran biaya-biaya yang tidak perlu. Namun untuk istri dan anak-anak keliahtannya Ia belum tega melakukan itu secara radikal. Meskipun lewat sindiran halus Ia sering menyampaikan keinginannya, namun terlihat belum begitu menunjukkan hasil.

Dari hari program semakin dimantapkan, namun belum juga dikomunikasikan.

----------------------------

Pak Basri adalah seorang karyawan Swasta dan memiliki prestasi kerja biasa-biasa saja. Prestasinya di Kantor juga sepi dari penghargaan dan Ia juga bukan orang yang popular di Perusahaan tersebut. Namun ia adalah seorang yang sangat rapi dan sabar dalam menyelesaikan pekerjaan. Ia selalu menyelesaikan pekerjaan on time dan termasuk orang yang sangat enak diajak berbicara tentang bisnis.

Penampilannya yang sederhana tidak memberi sinyal bahwa dirinya termasuk pengusaha sukses. Ia adalah seorang pebisnis tambak yang sangat sukses di kampungnya. untuk memenuhi ambisinya, ia membangun rumah di kampung dan tinggal bersama keluarga bahgianya disana. Sedangkan di Jakarta ia cukup tinggal di kos-kosan selama puluhan tahun.

Kesuksesan dirinya sebagai petambak ikan hampir bocor tatkala Televisi lokal meliput tokoh sukses yang berkarya mulai dari desa. Untuk menutupi itu, Ia mendorong adiknya yang tampil sebagai tokoh desa yang sukses tersebut dan akhirnya kedok aslinya berhasil ditutupi.

Bisnis tambak ini adalah mimpi pak Basri ketika Ia telah berhasil menjadi karyawan di Perusahaan tersebut. Ia pernah mengungkapkan mimpinya tersebut dalam sebuah pelatihan pengembangan pribadi, namun di kala itu tidak banyak yang merespon ungkapan Pak Basri dan malah Mereka cenderung menganggap  Ia sedang bercanda.

Ia rela tunggang langgang pulang di hari Jumt malam dan samapi di kampungnya Hari Sabtu dinihari dan langsung turun ke tambak hingga hari Ahad Sore sudah harus kembali bekerja ke Jakarta. Kegiatan itu Ia lakukan puluhan tahun tanpa diketahui oleh teman-teman kantornya. Pak Basri terbiasa dengan kehidupan di kampung dengan gaya hidup yang sederhana, sehingga penghasilannya sebagai karyawan swasta sangat bermanfaat sebagai modal bisnis tambak miliknya.

Sebenarnya pihak keluarga sudah tidak tega melihat Pak Basri tunggang langgang pulang dan pergi ke Jakarta setiap minggunya. Istrinya sudah pernah mengusulkan untuk mengajukan pensiun dini untuk lebih fokus mengurus bisnis tambaknya. Namun karena Pak Basri merasa mampu membagi waktu dengan baik, permohonan istrinya tersebut itdak digubris dan malah membuatnya semakin bersemangat melakoni kedua pekerjaan tersebut bersamaan.

Dalam waktu dekat Pak Basri akan memasuki masa pensiun dan Ia akan memiliki waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk mengolah bisnis tambaknya. Namun Pak Basri merasa perjalanan dari kampung ke Jakarta merupakan aktifitas yang sudah mandarah daging baginya. Ia merasa tidak tahu harus berbuat apa selama hari Senin -- Jumt, setelah tidak lagi bekerja di Jakarta. Ada kegalauan dalam dirinya apakah bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut selama berada di kampung.

Ia merasa hari Sabtu dan Minggu adalah waktu yang paling bermanfaat ketika sedang berada di Kampung. Ada rasa kehilangan suasana kantor dan Ia ingin menikmati suasana itu sepanjang Senin -- Jumt. Karena kesibukan pekerjaan di Jakarta dan energi terkuras dalam perjalanan Jakarta ke kampung serta ditambah lagi dengan kesibukan mengelola tambak di kampungnya, Ia merasa belum siap menghadapi hari-hari pensiunnya nanti. Pak Basri belum menyusun rencana apa yang akan dilakukan untuk mengisi hari-hari sepanjang Senin -- Jum'at ketika berada di kampung nantinya.

Dalam satu reunian Kampus bertemulah Pak Sobari, Pak Khairul, Pak Saleh dan Pak Basri. Mereka berempat adalah alumni yang sama dari sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Komunikasi diantara mereka berempat tetap berlangsung meskipun tidak intens. Oleh karena itu tidak banyak yang saling tahu jabatan dan karir masing-masing selama berkarya di Kota yang berbeda.

Ketika mereka berempat lagi menikmati santapan siang, tiba-tiba muncullah Pak Sukanta yang terkenal energik, optimis dan punya kepercayaan diri luar biasa. Selagi muda Pak Sukanta terkenal sebagi orang yang suka gonta-ganti pekerjaan, hingga khabar terakhir tentang dirinya adalah sebagai seorang wiraswasta.

"Kalau Pensiun mikirnya hanya istirahat, ngaantar anak-istri. Jadilah manusia jaman batu" Pak Sukanta mengawali obrolannya.

"Apa khabar? Enggak ada yang berubah dari dirimu" sapa Pak Saleh berusaha mengalihkan.

"Hidup harus tetap optimis, jangan hanya makan uang pensiun. Apa bedanya dengan pengemis" sahut Pak Sukanta sedikit meninggi.

"Wow, istilahnya keren banget" Pak Khairul menimpali seraya melanjutkan makannya.

"Kita bisa lihat Datok Mahatir Mohammad dan yang terbaru Presiden Amerika Joe Bidden" lanjutnya semakin tidak terkendali.

"Emang kenapa dengan Mereka?" Kali ini Pak Basri menimpali.

"Lha usianya sudah diatas 70 Tahun ,masih berpikir berkarya buat Negara!" jawab Pak Sukanta lantang.

"Oooooh, itu maksudnya. Kirain mau kawin lagi" Sindir Pak Saleh.

"Gimana kawan-kawan! Punya rencana apa saat pensiun nanti?" tanya Pak Sukanta.

Entahlah, apakah pertanyaan Pak Sukanta yang tidak Mereka sukai atau caanya bertanya yang membuat Mereka tidak nyaman. Yang jelas makan siang itu serasa garing dan membosankan. Reuni berakhir dengan foto bersama dan masing-masing kembali berkumpul dengan keluarga masing-masing.

Punya rencana apa saat pensiun nanti? Pertanyaan yang menarik.

WFH, 02-12-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun