Mohon tunggu...
Juson Simbolon
Juson Simbolon Mohon Tunggu... Pekerja | Penikmat Medsos

_Kata adalah senjata, foto adalah nada_ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan kejahatan) - QS. Al-Balad Ayat 10 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan - Amsal 18 ayat 12 Astungkara!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bertengkar Dengan Sesama Pendukung Kang Dedi Mulyadi

26 Juli 2025   17:56 Diperbarui: 26 Juli 2025   21:26 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemauan kita untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah langkah awal dalam mengungkap persoalan sosial yang sering luput di tengah hingar-bingar media sosial. Hasrat warga untuk mendapatkan makanan gratis itu lahir dari rasa lapar, juga dari harapan untuk mencicipi makanan lezat dan istimewa-yang mungkin sulit mereka akses dalam kehidupan sehari-hari akibat kesulitan ekonomi, kecuali dalam momen besar seperti pesta pernikahan itu.

Ketidakmampuan ekonomi warga untuk memperoleh makanan sebagaimana backmind mereka, secara logis adalah problem kemiskinan. Kemiskinan inilah yang bersenyawa dalam realitas hidup warga yang rela berdesakan demi seporsi makanan. Ini berarti kita berhadapan dengan masalah kultural yang harus diatasi melalui kebijakan struktural. Oleh sebab itu, saya tidak sepakat dengan pemaknaan peristiwa semata-mata sebagai takdir sebagaimana dikemukakan oleh Kang Pirman.

Peristiwa Garut hanya sebuah studi kasus. Jika akar permasalahan tidak diselesaikan melalui kebijakan yang tepat dan tidak didukung serta dikoreksi secara rasional, maka situasi serupa akan terus terulang-meski dalam bentuk yang berbeda. Bahkan bisa saja setiap peristiwa di masa depan akan selalu ditafsirkan dengan kesimpulan tunggal: takdir.

Sebagai sesama pendukung KDM, saya berharap pertengkaran diametral melalui opini ini dapat dijawab secara terbuka oleh Kang Pirman-jika memang ia masih berpegang teguh pada tiga pondasi utama PSM: historical, cultural, intellectual.

Kutunggu seranganmu, Kang Sekjend!


Rahayu
Horas
Jakarta, 26 Juli 2025

Juson Simbolon
Blogger & Vlogger | Satrio Bushido Library

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun