Aku anak kampung, lahir dari sawah dan debu jalan,
Langitku bukan gedung tinggi, tapi bintang yang kutatap dalam harapan.
Prestasi pernah jadi nyala di dadaku,
Kubawa pulang piagam-piagam yang kini berdebu di rak yang sendu.
Cinta pertama datang seperti hujan di musim paceklik,
Lalu pergi, menyisakan tanah retak dan hati yang kering.
Sejak itu aku jadi malas menjemput pagi,
Matahari terasa terlalu jauh, semangat pun bersembunyi.
Orang rumah bicara soal kerja dan ladang,
Tapi tak pernah bertanya, "Kau ingin jadi apa, nak?"
Mereka lihat buku-bukuku seperti benda asing,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!