Oleh: Samsuto
Waktu beranjak tanpa jeda
Kau pun sudah sekian lama pergi
Meninggalkan jejak di sanubariku
Masih terngiang do'amu
Ketika kuterbaring dalam beku
"Ya Allah sembuhkan ayakku, agar bisa bekerja mencari biaya buat operasi jantungku"
Perlahan dalam semangat memantik
Kutepis putusasaku dengan berjuta harap
Perlahan dan tertatih
Kutahan setiap debar
Karena tatap matamu adalah telaga Nak!
Masih dalam kabut yang mulai menipis
Kulihat kau lelah Nak,
Satu hari kau bersemangat
Menarik diriku
Merayuku untuk sekedar ijin kauperoleh
"Ayah, bolehkan aku menginap di rumah tante?"
Tak pernah ku membiarkanmu
Menjauh tanpa aku atau mamamu
Namun Nak, taukah kau?
Hari itu kulihat wajahmu cerah
Sehingga tak tega ku menahan
Melewati hari tanpamu Nak,
Sepi menghujam
Kau pulang dengan berjuta cerita
Seakan menguak kabut yang mengungkungku
Kudengar Nak, setiap ceritamu
Malam berlalu
Kulihat Nak, ada yang tak biasa
Entahlah
Kenapa hatiku begitu berbeda
Kupeluk engkau
"Ya Allah kalau tiba masanya takdirnya, maka jadikan ridho atas hatiku"
Suatu hari
Saat kumasih terengah
Melewati batas hari memaksa untuk
Menapak di trotoar RS. Harapan kita
Kudengar suara dokter mendesah.
"Pak, saturasi anak bapak terus menurun"
Entahlah Nak, maknanya apa
Ayahmu terlalu pandir
Untuk mengeja setiap kata canggih itu,Â
Kuhanya tertegun diam,
Nak, tiba masa itu
Kau kulihat lelah
Hari itu kupeluk kau
Kutuntun dalam do'a
"Ya Allah walaupun Fadlli sakit jantung, dan dada terasa sesak Fadlli pasrah Fadlli Ikhlas".
Kudengar suaramu begitu jelas
Kau pemberani Nak,Â
Ayahmu yang masih terengah
Terpaku pada pintu
Tak mampu mengantarmu
Kau tatap aku begitu lama
Nak, aku ridho dan Ikhlas atas segalanya
Kuiring taksi biru itu berlalu
Menjalin roda di Jakarta yang macet,
Berlalu menit pilu Nak,Â
Telpon berdering"Ayah, Fadlii sudah pergi". Pilu suara mamamu di ujung sana."Dia pergi setelah kubilang ayahmu Ikhlas Nak, dan setelah mendengar suaramu lewat telpon"
Nak, sudah 4 tahun
Saat pembaringanmu basah,
Aku tahu Nak, kau bahagia di sana
Di sisi yang Maha Pengasih
Tau kau Nak,
Ayahmu merindu dalam Ridho
Menteng 280914