Judul         : Funiculi Funicula
Penulis       : Toshikazu Kawaguchi
Alih Bahasa  : Dania Sakti
Penerbit     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Tebal Halaman : 224 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 9786020651927
Setiap orang memiliki masa lalu. Sebagian ada yang berjalan dengan menyenangkan, ada juga yang masa lalunya menyedihkan. Tidak sedikit orang yang ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Akan tetapi, keinginan kembali ke masa lalu hanya angan-angan yang tidak dapat diwujudkan. Waktu bukanlah sesuatu yang bisa diputar. Namun, melalui novel pertamanya yang berjudul Funiculi Funicula Toshikazu Kawaguchi tawarkan perjalanan menjelajahi waktu. Kita boleh memilih ingin kembali masa lalu atau terbang ke masa depan. Toshikazu Kawaguchi merupakan novelis berusia lima puluh dua tahun asal Osaka, Jepang yang telah menerbitkan dua novel tentang kafe dan secangkir kopi. Tetapi, yang dibahas dalam ceritanya bukan tentang secangkir kopi melainkan keajaiban dari secangkir kopi itu. Nah, Toshikazu menawarkan perjalanan menjelajahi waktu dengan secangkir kopi khusus.
Funiculi Funicula adalah nama sebuah kafe tua yang terletak di gang sempit di Tokyo. Kafe ini berada di lantai bawah tanah. Bernuansa sepia dengan enam lampu berkap yang menggantung di langit-langit dan satu lampu di dinding pintu masuk yang menjadi sumber penerangan kafe. Di sepanjang bangunan, kafe ini nyaris tidak memiliki jendela. Di dalam kafe tua ini, terdapat beberapa ornamen antik dan tiga jam dinding yang masing-masing menunjukkan waktu yang berbeda. Funiculi Funicula dikelola oleh keluarga Tokita. Beberapa tahun yang lalu, kafe ini terkenal dengan legenda urban yang konon bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu.
Novel Funiculi Funicula dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama membahas hubungan sepasang kekasih. Adalah Fumiko dan Goro yang mau tak mau harus berpisah di kafe Funiculi Funicula. Hari itu, Goro mengajak Fumiko untuk bertemu karena ingin menyampaikan hal penting. Fumiko mengira hal penting yang ingin disampaikan adalah lamaran pernikahan. Namun, siapa sangka, Goro justru menyampaikan salam perpisahan. Ia akan pergi ke Amerika dan beberapa jam lagi pesawatnya berangkat. Fumiko marah dan membiarkan kekasihnya pergi demi pekerjaan yang diinginkan oleh laki-laki yang sudah tiga tahun menjadi kekasihnya. Selang seminggu, Fumiko kembali ke kafe Funiculi Funicula. Ia mengetahui keajaiban kafe ini dari artikel yang pernah ia baca dan ingin mencobanya. Fumiko ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya. Ia menyesali perbuatannya Minggu lalu yang memarahi Goro ketimbang menahan laki-laki itu.