Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bambu di Perbatasan

21 September 2025   15:42 Diperbarui: 21 September 2025   15:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbuh di perbatasan
telah membelah tapal batas dari sebuah kesepakatan 
kedua belah pihak dibuat kebingungan 
telah ditumbuhi banyak bambu berserakan

Ingin mencabutnya tapi terlalu banyak 
sementara telah menjadi sengketa mereka pun berteriak-teriak 
marah karena tanda batas telah hilang 
ditutupi pohon bambu yang panjang tinggi menjulang

Pohon bambu tampak tenang 
ditiup angin bergoyang-goyang 
dan menyaksikan orang-orang 
merasa sebagian tanah mereka hilang

Baca juga: Ketika Dibenci

Muncul jalan keluar agar seluruh bambu ditebang 
tetapi ada yang menolak karena tersisa satu-satunya di kampung ini berarti akan tidak ada lagi tanda sebagai kampung pejuang 
bambu yang pernah dijadikan sebagai senjata 
ketika mempertahankan Indonesia merdeka 

Sungailiat, 21 September 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Selamat Pagi Pagi

Baca juga: Kehilangan Sungai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun