Lahir dari situasi tidak peduli Telinga mereka telah dikunci Teriakan demokrasi sudah tidak dipeduli
Berjalan dari mulai langkah tefar Hingga langkah gemetar
Sisa bukti telah menjadi kenangan ketika permainan berhasil menguatkan
Jalan-jalan sepi r umah-rumah terkunci langkah-langkah pergi
Rinai tidak menghalangi langkah Beberapa titik menjatuhkan basah Pejuang tidak pernah kalah
Adalah puisi yang sedang dibangun tersusun dengan pondasi pagi sedang memilih batu agar tak rapuh agar tidak ambruk di kemudian hari
Pantai tempat berpijak ketika laut tenang tidak membawa gelombang aku berdiri di sini hanya ingin membuka hati sempat hilang
Bukan bermaksud ingin memperpanjang kata bukan pula menyurutkan kata menjadi lebih sedikit agar mencapai batas imajinasi tetapi ini hanyalah
Pagi adalah kekuatan Menguatkan para lelaki berjalan beriringan
Masih terasa tahajud Dia kembali bersujud Merasakan dalamnya subuh
Ringkih terlipat di dalam buku tua sudah tidak ada lagi jejak kapan bertahan lama
Langit barat dilukis indah ketika kita menyaksikan bersama di atas tebing tanah
Sebelum kematian Syair telah dipersiapkan Tersimpan rapat dalam surat wasiat
Tanda batas Bukti dari pengakuan tak kan teretas Sudah lama tak didatangi
Kotak kosong mencatat sejarah politik yang mungkin terulang berjuang terus jangan menyerah Yakinlah pasti akan menang
Akan datang siang nanti membawa Seikat bunga mawar yang segar dipetik dari halaman rumah tak berpagar
Sempat bergambar harapanketika Timur terang benderang membuka jalan hanya hitungan jam setelah itu pergi tanpa pesan langit kembali padam setelah Subu
Dua pekan terkurung Ketika terucap sabung Entah apa yang salah
Rindu pada kenangan yang membasahi pipi tinggal satu-satunya yang belum keriput
Alhamdulillah, ucap yang tak lepas Ketika cerita menuju batas