Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Puisi

29 Juni 2025   05:36 Diperbarui: 29 Juni 2025   05:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupaksakan pagi melahirkan puisi
ritual tanpa ada janji
murni karena rasa hati
membuka hingga tumpah mengaliri

Bersama embun yang menumbuhkan benih
dari tanah yang sempat bersedih
telah lama ditinggalkan tuan
pergi jauh menyeberang selat dengan kemarahan

Kini gejolak itu sudah reda
seiring dengan matahari pagi mengeringkan luka
semakin bertambah baik
semakin menurun rasa sakit

Lahir baris menjadi jembatan
lahir bait menjadi hunian
puisi yang tidak selalu menangis
kadang bisa juga marah terlihat sadis

Sungailiat, 29 Juni 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Potongan Terakhir

Baca juga: Bulan Baru

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun