Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papua dan Penundaan Kemerdekaan : Warisan Konferensi Meja Bundar 1949

7 Mei 2025   06:12 Diperbarui: 7 Mei 2025   06:43 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (The Conversation)

Buku dan Jurnal Akademik:

1. Drooglever, Pieter. Een Daad van Vrije Keuze: De Papoea's van Nederlands-Nieuw-Guinea en de Grenzen van het Zelfbeschikkingsrecht, Amsterdam University Press, 2005.
(Terjemahan Indonesia: "Papua: Sebuah Pilihan Bebas") --- buku ini dianggap paling komprehensif mengenai sejarah Papua dari perspektif Belanda.

2. Saltford, John. The United Nations and the Indonesian Takeover of West Papua, 1962--1969: The Anatomy of Betrayal, RoutledgeCurzon, 2003.
--- menelaah peran PBB dalam proses New York Agreement dan Pepera.

3. Chauvel, Richard & Ikrar Nusa Bhakti. The Papua Conflict: Jakarta's Perceptions and Policies, East-West Center Washington, Policy Studies No. 5, 2004.
--- memberikan gambaran persepsi Jakarta terhadap Papua dan respon kebijakan pemerintah Indonesia.

4. Budiardjo, Carmel & Liem Soei Liong. West Papua: The Obliteration of a People, TAPOL, 1988.
--- mengangkat pelanggaran HAM dan aspek politik Papua dari sudut pandang aktivis hak asasi.

5. Rees, Philip. Biographical Dictionary of the Extreme Right Since 1890, Simon and Schuster, 1990.
--- digunakan sebagai sumber tambahan untuk memahami tokoh-tokoh kolonial dalam konteks pascakolonialisme.

Dokumen dan Arsip Historis:

1. Perjanjian Meja Bundar (KMB), 1949 --- teks perjanjian asli dan interpretasi resminya.

2. New York Agreement (UN General Assembly, 15 August 1962) --- teks resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

3. Resolusi Majelis Umum PBB No. 2504 tentang Pepera, 1969.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun