Pertama, masa pengenalan kampus. Ini menjadi poin utama manfaat dari ospek. Mahasiswa baru mengenal budaya kampus, bagaimana pembelajaran di dalam kampus, apa saja yang harus disiapkan agar menjadi mahasiswa yang berkualitas, dsb.
Kedua, mengenal lebih banyak orang dengan berbagai ragam perbedaan. Di satu kampus itu mahasiswanya terdiri dari beberapa suku, dari 5 agama yang berbeda, dari pulau yang berbeda. Oleh karena itu, mahasiswa baru akan mengenal lebih mengenai perbedaan dan secara tidak langsung akan menanamkan jiwa toleransi.
Ketiga, melatih berkolaborasi. Biasanya tugas-tugas ospek itu menuntut kita untuk bekerja secara tim, dan timnya pun diacak sesuai kebijakan dari kakak seniornya. Tentunya ini sangat bermanfaat, karena saat ini di dalam karir butuh kolaborasi yang kuat dan harmonis.
Keempat, melatih kedisiplinan. Kakak pembimbing ospek itu biasanya bersikap tegas, ini tujuannya agar mahasiswa baru menjadi pribadi yang disiplin. Tetapi, pembimbing sebagian ada yang bersikap keras, bukan tegas. Sehingga mahasiswa barunya melaksanakan kegiatan dengan hati yang terpaksa.
Itulah sejarah singkat terkait perpeloncoan di Indonesia yang saya ketahui. Secara garis besar ada 2 hal yang menyebabkan perpeloncoan masih ada hingga saat ini, yaitu, pertama faktor internal dari dalam diri kakak pembimbingnya yang mempunyai rasa ingin belas dendam.
Kedua, faktor eksternal dari pihak kampus yang tidak memperhatikan dengan cermat apa saja yang dilakukan dalam kegiatan ospek itu. Barangkali dari teman-teman kompasianer ada tambahan mengenai topic ini? Boleh ditulis di dalam komentar di bawah ini yaa...
