3. Target Output -- Dana harus dikaitkan dengan target peningkatan produksi barang dan jasa, bukan sekadar memperbesar konsumsi.
4. Evaluasi Berkala -- Dampak kebijakan ini harus dievaluasi setiap kuartal, dengan indikator inflasi, kredit produktif, dan pertumbuhan riil.
Dengan cara ini, kebijakan tidak hanya sekadar menambah uang beredar, melainkan benar-benar menjadi stimulus ekonomi yang sehat.
---
Penutup: Antara Harapan dan Kewaspadaan
Kebijakan Menkeu Purbaya menarik Rp200 triliun dari BI dan menyuntikkannya ke perbankan adalah langkah besar yang penuh risiko. Ia bisa menjadi penyelamat ekonomi bila berhasil menggerakkan kredit produktif, tapi juga bisa menjadi sumber krisis baru bila salah kelola.
Dalam ilmu ekonomi, semua kebijakan adalah trade-off: ada yang dikorbankan untuk mendapatkan hasil tertentu. Pertanyaannya kini, apakah pemerintah siap menanggung risiko dari kebijakan yang setengah fiskal, setengah moneter ini?
Rakyat tentu berharap, uang Rp200 triliun itu benar-benar menjadi energi yang menghidupkan ekonomi, bukan sekadar angka yang berpindah dari satu rekening ke rekening lain.
---
Referensi
1. Friedman, M. (1968). The Role of Monetary Policy. American Economic Review.