Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rudal,Rapat dan Retorika: Dunia Tertidur di Atas Abu Anak-Anak Gaza

9 Juli 2025   07:05 Diperbarui: 9 Juli 2025   07:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Washington terus mengirim senjata. London membela diri dengan dalih "hak membela diri." Dan Uni Eropa? Terbagi antara ketakutan pada lobi Israel dan kepengecutan politik internal.

Bisnis Berdarah: Industri Senjata Tersenyum

Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI, 2024), penjualan senjata global naik 11% sejak pecahnya perang Gaza. Amerika Serikat, Israel, dan sekutunya menjadikan konflik ini sebagai panggung demonstrasi teknologi militer.

Ya, Gaza adalah showroom berdarah tempat sistem Iron Dome, drone pembunuh, dan rudal presisi tinggi dipertontonkan.

Perang bukan kegagalan. Perang adalah strategi bisnis. Dan Israel, sebagai salah satu pengekspor senjata terbesar dunia, menjual produk berdasarkan "pengalaman tempur nyata"---tested in Gaza.

Blokade, Bom, dan Pembiaran Global

Selama hampir dua dekade, Gaza hidup di bawah blokade total. Listrik hanya beberapa jam per hari. Air bersih langka. Obat-obatan dibatasi. Tapi semua ini dianggap "biasa" oleh dunia.

Ketika akhirnya rakyat Gaza melawan, dunia menyebutnya teroris.

Saat bom dijatuhkan ke rumah mereka, mereka disuruh bersabar.

Dan ketika mereka terbunuh dalam jumlah ribuan, dunia sibuk menghitung angka, bukan menyelamatkan nyawa.

Dunia yang Kehilangan Nurani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun