"Ya, bisa lah. Tapi, emang kalo makan ubi cilembu atau singkong rebus, harus pake sambal?"
"Bukan gitu, Rojali. Ubi dan singkong mah cemilan. Maksud gw, makan berat kayak nasi dan lauk gitu."
"Kalo boleh milih. Analoginya, makan sama orek atau jengkol dikasih sambal dengan bistik paket lengkap tapi cuma diberi saos aja, jelas gw pilih yang pertama," gw menjelaskan.
"Bagi gw, sambal itu wajib ada dalam setiap masakan. Entah itu nasi, mi ayam, bakso, ketupat, bubur, dan semacamnya."
Penumpang itu pun mengangguk.
"Btw, lo ga pegel apa berdiri tegak gitu. Setiap ada motor lewat, harus minggir. Kita kayak mau transaksi ilegal... Ha ha ha!"
"Anjir, iya ya. Ga apalah tanggung. Lagian gw di kantor kerjanya duduk terus melototin pergerakan kurva di layar. Sesekali harus berdiri biar semimbang."
"Terserah. Kalo mau duduk di motor, gantian aja. Gw berdiri."
"Woles aja mas. Lanjutin cerita lo soal sambel."
Ya, saya emang penikmat pedas. Makan kurang afdol tanpa sambal.
Minimal cabe mentah seperti gorengan atau ketoprak yang diulek. Pengecualian jika makan bistik atau piza yang biasanya cocok hanya dengan saus saja.