Di lantai bawah, ada parkiran motor yang tergolong luas. Kalo mobil dititip di depan ruko yang ada security dengan tarif lain lagi.
Sejak pergantian musim, tempat parkir motor itu dirombak. Diberikan sekat untuk kedai yang dikelola menantunya.
Dagangannya lumayan lengkap. Ada nasi, lauk, gorengan, mi rebus, hingga kopi.
"Bahkan, khusus penghuni kostan, bisa ngebon. Asal tiap awal bulan bayar," katanya.
Ya, kostan itu menerapkan deposit bagi setiap penghuni. Nominalnya berbeda-beda, tergantung lokasi yang setara harga per bulan.
Semakin tinggi lantai, kian murah. Deposit sebagai antisipasi jika ada penghuni kost yang nakal.
"Dulu ada yang kabur bawa AC. Terus, juga ada yang ketahuan ga bayar lebih dari tiga bulan," customer itu menambahkan.
"Makanya, sama ibu kost, dikenakan deposit dan bayar sewa kamar di awal masuk. Untuk filter setiap calon penghuni yang kebanyakan pekerja swasta atau mahasiswa."
Menurutnya, pemilik kost -suami dan istri pensiunan bank ternama- sangat baik. Para penghuni sering dikasih oleh-oleh ketika mereka pesiar atau mudik.
Itu mengapa, customer ini betah tinggal lebih dari dua tahun. Selain fasilitas lengkap, juga sikap simpatik sang pemilik jadi nilai lebih.
"Kalo munggah, atau jelang puasa, di depan kamar berjejer ketupat opor bikinan ibu kost. Lebaran juga gitu. Namun, ga banyak mengingat mayoritas penghuni pada mudik," tuturnya.