Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kata Hati Part III-Diary Perjalanan ke Samosir

26 April 2022   22:49 Diperbarui: 26 April 2022   23:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kejauhan saya menatap deretan perbukitan yang berbaris apik mengeilingi danau Toba. Tinggi sekali. Rupanya dari sana pemandangan danau Toba akan kelihatan semakin cantik. Ekspetasi ini menyuruhku untuk segera mendaki bukit tersebut. Tanpa berlama-lama kami pun bergegas.

Ingat, waktu kita Cuma satu setengah jam untuk mendaki. Itu berarti sekitar pukul 11.00 kita harus sudah berada di sini kembali. Sahut saudara Dowen untuk mengingatkan kami akan waktu yang diperlukan mendaki bukit itu. Maklum sore ini kami harus segera kembali ke Siantar setelah makan siang di Onanrunggu yang sudah dijadwalkan jam 1 siang. Kapal terakhir yang akan mengantar kami kembali ke Siantar sekitar pukul 16.00. Itu berarti lagi-lagi kami harus menggunakan waktu dengan efektif.

Pendakian pun dimulai. Pada bukit yang pertama tenagaku masih sangat fresh. Di situ kami menjumpai banyak kawula muda. Semalam mereka ngecamp di sini menikmati alam yang indah. Dengan tenaga yang masih nyali, kami melanjutkan pendakian ke bukit yang kedua. Lagi-lagi kami menjumpai anak-anak muda yang duduk melingkar sembari menikmati kopi pagi dan menyanyi ria. Mereka kelihatan sangat happy.

Permisi bang, permisi kak. Sahut kami ketika melewati rombongan anak-anak muda tersebut. 

Mari bang. Silahkan lewat. Balas beberapa orang dari mereka.

Masih jauh sekali puncaknya yah bang. Tanyaku pada seseorang yang sedang asyik menyeduh kopi di tangannya.  

Masih jauh bang, ini pun orang abang belum seberapanya mendaki bukit ini. Baru bukit kedua nih bang. Sahut pemuda itu membalas pertanyaanku.

Aku terus melanjutkan pendakian berpacu dengan beberapa teman-teman lainnya. Kulihat dari kaki bukit yang ketiga, puncak Holbung masih sangat jauh. Hingga akhirnya, bukt demi bukit dilalui dan tibalah kami di puncak bukit Holbung. Beberapa dari kami memilih kembali karena kelelahan.

Dari puncak itu saya menyaksikan panorama danau Toba yang sangat indah. Aku menatap dalam diam bebukitan yang berjejer apik mengelilingi danau itu. Bukit yang tinggi menjulang. Sesungguhnya dari puncak Holbung kita masih bisa melihat beberapa bukit yang lebih tinggi. Namun, entah kenapa Holbung adalah bukit yang sangat diminati oleh para wisatawan.

Di bukit itu kami menjumpai dua orang wanita paruh baya yang sedang asyik berfoto dan mengambil video untuk keperluan konten YouTube. Dengan spontan saya berkenalan dengan keduanya.

Mia. Sahut wanita bertubuh ramping dengan rambut pikal sembari mengulurkan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun