Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kata Hati Part III-Diary Perjalanan ke Samosir

26 April 2022   22:49 Diperbarui: 26 April 2022   23:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wah keren mba. Uda sampai ke daerah saya. Balasku menanggapi kak Mia.

Jadi abang orang Manggarai, timpal kak Mia.

Iya kak. Benar. 

Wah, keren yah pariwisata di sana. Makin berkembang. Sahutnya lagi.

Obrolan kami semakin banyak membahas seputaran wisata. Aku kagum dengan keduanya. Mereka memiliki pengalama traveling yang luar biasa. Sudah menjelajah beberapa daerah di Indonesia. 

Dengan demikian semakin banyak ilmu traveling yang mereka pelajari. Selain itu wawasan mereka juga tentu saja semakin diperkaya. Karena setiaptempat wisata yang dikunjungi pasti memiliki latar belakang sejarah, budaya dan nilai filososfisnya tersendiri. Mungkin hal itulah yang membuat orang suka menjelajah tempat-tempat wisata.

Bermula dari perkenalan itu diskusi kami pun berlanjut pada saat turun dari bukit. Kak Mia menceritakan pengalamannya berkunjung ke Labuan Bajo, ke pulau Komodo dan beberapa tempat wisata di Flores Manggarai. Asyik, keren dan inspiratif. Betapa bahagianya masa muda mereka, bisa mengelilingi daerah-daerah wisata di Indonesia. Bagi saya Indonesia memang merupakan Firdaus yang memiliki banyak keindahan alam yang mempesona. Obrolan kami terasa sangat hangat. Keduanya sangat ramah dan very welcome.

Karena keterbatasan waktu kami pun terpaksa harus mendahuli mereka menuruni bukit itu, berhubung waktu sudah hampir menunjukkan pukul 11.00. sewaktu mendaki kami sudah berjanji untuk tiba kembali di kaki bukit pada pukul 11.00. Jika mendaki sangat melelahkan tentu untuk kembali tidak begitu melelahkan tetapi tetap saja badan terasa perih karena menuruni bukit yang tajam. Hingga akhirnya kami tiba di tempat parkiran mobil dengan nafas yang terengah-engah, kecapaian, letih dan lelah.

Setelah beristirahat beberapa menit, meneguk air putih, kami segera bergegas meninggalkan Holbung menju Onanrunggu. Di sana ada sebuah keluarga yang sudah menunggu kedatangan kami. Untung saja Bang Firman mengetahui jalan pintas yang mempercepat dan mempermudah perjalanan ke Onanrunggu. Kami melewati kampung Sihotang yang letaknya persisi di bawah kaki bukit Holbung. Dari atas bukit Sihotang tampa sangat indah. 

Deretan pematang sawah, perkebunan dan rumah-rumah warga memanjkan mata setiap pengunjung Holbung. Setiba di Sihotang kami menyeberang dengan sebuah kapal Very berukuran mini khusus mengangkut kendaraan. Kurang lebih 20-an menit kami menyeberang dan tibalah kami di Palipi. Selanjutnya menuju Onanrunggu.

Di Onanrunggu kami dijamu dengan menu makanan yang sangat lezat. Ikan panggang, daun ubi, buah-buahan dan bebrapa menu lainnya. Saya sangat menikmati jamuan yang disajikan oleh tuan rumah tersebut. Setelah makan siang kami pun berpamitan. Tentu saja saya merasa sangat berterimakasih atas kebaikan keluarga ini. Kebakan itu memang tercecer di mana-mana. Bahkan ketika kamu berpikir bahwa kamu adalah yang paling buruk, setidaknya bagi Tuhan kamu tetaplah mahluk yang diciptakan-Nya dengan sungguh amat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun