Mohon tunggu...
Roberth Selalu Ada Masihin
Roberth Selalu Ada Masihin Mohon Tunggu... wiraswasta -

hidup hanya sekali, dan kita semua tengah berjalan menuju mati..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Terangku

6 Desember 2012   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin membuat pohon natal

Pohon terang untuk satu malam kudus

tapi tidak dari cemara pegunungan.

Bukan pula dari bahan plastik olahan pabrik.

Aku ingin menciptakannya dari sebuah perenungan.

Perenungan yang membawa satu kesadaran

Kesadaran yang terlahir dari kenyataan

Kenyataan yang tak bisa Terbantahkan.

; Raja manakah yang ditolak oleh dunia

Kalau bukan, Raja yang lahir dikandang domba.

; Raja manakah yang bermahkota kawat duri

Itu memang pasti, Raja yang mati di kalvari.

Untuk sebuah pesan sederhana dari surga.

Demi hadiah yang tak tenilai harganya

Sebuah pengorbanan terbesar dalam sejarah

Maka kubuat pohon terang dari keunikan jiwa

ketulusan menjadi batang yang teramat kokoh

cinta adalah daun-daun pelindung

kasih menjelma menjadi lampu yang berkedap-kedip.

Kedamaian menjadi pernak-pernik pohon terangku.

Roberth lhocare Masihin.

Merangkai pohon terang di Desember 2012,

Ujung aspal komplek pelni

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun